Beberapa peneliti dari Universitas Cambridge merekonstruksi jejak evolusi Covid-19 pada manusia. Mereka menganalisis 160 genom virus yang diurutkan dari para pasien. Para peneliti itu berhasil memetakan beberapa penyebaran virus corona jenis baru yang bermutasi melalui analisis jaringan filogenetik.
(Baca: Mengapa Tenaga Kesehatan Rentan Terpapar Corona?)
“Analisis jaringan filogenetik berpotensi membantu identifikasi sumber infeksi Covid-19 yang tak terdokumentasi, sehingga seseorang dapat dikarantina untuk menekan penyebarannya di dunia,” kata Peter Forster, ahli genetika sekaligus ketua penelitian ini. (Baca: Posisi Kesiapan Indonesia di Dunia Hadapi Ledakan Covid-19)
Penelitian berjudul “Phylogenetic Network Analysis of SARS-CoV-2 Genomes” menemukan bahwa virus corona jenis baru telah bermutasi. Virus itu terbagi atas tipe A, B, dan C. Tim peneliti menemukan genom asli virus manusia tipe A ditemukan di Wuhan. Namun virus yang berasal dari kelelawar dan trenggiling itu lebih beradaptasi di Amerika Serikat dibandingkan Tiongkok.
(Baca: Faktor Penyebab Kematian Akibat Covid-19)
Forster dan koleganya menemukan bahwa virus corona tipe B yang mendominasi infeksi dunia. Virus itu merupakan dua mutasi dari tipe A. Tipe C merupakan “anak” dari tipe B. Wilayah penyebarannya berada di Eropa dan sebagian Asia.
Dia menambahkan, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat penyebaran awal virus pada manusia. Analisisnya tidak dirancang untuk menginvestigasi rumor bahwa virus berasal dari luar Tiongkok.