Pandemi Covid-19 telah mengubah pola aktivitas masyarakat, termasuk dalam kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Pemerintah memberlakukan pendidikan jarak jauh (PJJ) untuk mencegah semakin bertambahnya penularan virus di sekolah.
(Baca: Simalakama Mitigasi Covid-19, Kesehatan atau Ekonomi?)
Namun dalam implementasinya, terdapat permasalahan yang mengakibatkan tidak efektifnya KBM. Ketimpangan akses internet menjadi permasalahan utama karena masih terdapat 36% penduduk yang bukan merupakan pengguna internet.
(Baca: Krisis Covid-19 Unik dan Rumit, Perlu Penanganan Berbeda)
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dalam hasil surveinya menemukan hambatan terkait dengan kuota internet. Sebanyak 42,2% anak mengaku tidak memiliki kuota internet yang memadai. (Baca: Ada Ceruk Pasar yang Niche saat "New Normal" Covid-19)
Akibatnya, terdapat guru yang mendatangi muridnya satu per satu untuk mengajar di daerah yang tidak terjangkau internet dan tidak melek teknologi. Salah satunya Avan Fathurrahman, seorang guru SDN Batu Putih Laok, Kabupaten Semenep, Jawa Timur yang menempuh hingga jarak 22 kilometer untuk menghampiri muridnya.
“Akhirnya saya putuskan mendatangi rumah mereka satu persatu. Saya didik mereka dan membawa berbagai macam buku agar dibaca,” jelas Avan seperti dikutip dari Kompas.com.