Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2020 akan merosot hingga negatif 3,8 persen. Sejumlah lembaga keuangan juga memproyeksikan hal yang sama, seperti Bloomberg (-3,1 persen), Mandiri Securities (-3,4 persen), dan Oxford Economics (-6,1 persen).
(Baca: Simalakama Mitigasi Covid-19, Kesehatan atau Ekonomi?)
Hal ini sejalan dengan pelemahan kinerja semua indikator ekonomi sepanjang April-Mei 2020 akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Nilai ekspor tercatat tueun hingga 18,8 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu. Demikian pula dengan nilai impor bahan baku turun 29,6 persen.
(Baca: Kamboja Pesaing Baru RI untuk Investasi Asing)
Selanjutnya volume penjualan mobil anjlok 93,2 persen dan volume penjualan semen merosot 19,6 persen. Selain itu, indeks produksi manufaktur, indeks keyakinan konsumen, serta indeks penjualan riil pun tercatat mengalami penurunan.