Tiga bulan pertama 2021, ekonomi Indonesia belum keluar dari resesi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Tanah Air masih minus 0,74% (yoy) akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. (Baca: Peluang Indonesia Jadi Kekuatan Ekonomi Dunia Pasca-Pandemi)
Pemerintah menilai kinerja ekonomi kuartal pertama tahun ini mengindikasikan tren pemulihan ekonomi yang solid. Ekonomi Indonesia diprediksi akan kembali ke zona positif dan tumbuh melesat antara 6,9% hingga 7,8% pada kuartal kedua tahun ini.
Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menjelaskan perkiraan pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini cukup tinggi karena basis pertumbuhan ekonomi kuartal II 2020 sangat rendah, yakni minus 5,32%.
Selain itu, konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen utama pertumbuhan ekonomi mulai pulih. "Konsumsi pemerintah juga akan berperan," kata Airlangga pekan lalu. (Baca: Mampukah Pemindahan Ibu Kota Mengatasi Ketimpangan Ekonomi?)
Namun, sejumlah lembaga internasional memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini. Salah satunya Dana Moneter Internasional (IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 4,8% menjadi 4,3% akibat jumlah kasus Covid-19 yang masih tinggi.