Ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di tanah air sejak Juni lau menyebabkan kebutuhan oksigen medis meningkat. Indonesia mulai mengalami kelangkaan oksigen medis.
Berdasarkan data PATH, kebutuhan harian untuk medis tercatat sebesar 306,6 ribu ton per 1 Juli 2021. Jumlah tersebut meningkat 48% dibandingkan pekan sebelumnya yang sebanyak 207,3 ribu ton. (Baca: Bahaya Ledakan Covid-19 dari Pesta Sepak Bola di Eropa)
Kenaikan itu disebabkan oleh lonjakan kasus Covid-19 secara nasional, terutama di Jawa-Bali. Produksi pun belum optimal hingga kapasitas maksimal dan tenaga untuk distribusi oksigen ke fasilitas kesehatan belum memadai.
Sementara itu, produksi oksigen tahunan di Indonesia baru mencapai 639,9 ribu ton atau 74% dari kapasitas maksimal. Rinciannya, sebanyak 458,6 ribu ton untuk industri dan 181,3 ribu ton untuk medis. Lalu, masih ada cadangan yang bisa dimanfaatkan sebesar 226,1 ribu ton. (Baca: Gunung Es Ledakan Kasus Covid-19 Indonesia, Apa Faktornya?)
Oksigen diproduksi oleh beberapa produsen. Samator Group memiliki kapasitas terbesar, yakni 425 ribu ton. Linde Indonesia menempati posisi berikutnya dengan 125 ribu ton, diikuti Air Liquid Indonesia dan Air Product Indonesia yang masing-masing 114 ribu ton. Sebanyak 88 ribu ton berasal dari perusahaan lainnya.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan