Peningkatan permintaan minyak kelapa sawit berisiko menimbulkan permasalahan di sektor hulu. Antara lain, meningkatnya ekspansi area perkebunan ke kawasan hutan. Kemudian risiko kerusakan lingkungan akibat alih fungsi hutan menjadi perkebunan monokultur, hingga kerugian ekonomi dan sosial di sekitar.
Untuk mengatasi persoalan lahan perkebunan yang terlanjur berada di kawasan hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada bersama Yayasan Kehati-SPOS Indonesia dan UK-Aid menawarkan solusi Jangka Benah. Strategi ini merupakan skema memperbaiki ekosistem yang terganggu akibat perkebunan monokultur.
Langkah yang dilakukan antara lain melalui penjadwalan silvikultur atau pengendalian penanaman pada suatu hutan untuk mencapai kondisi ekologis yang diharapkan. Jangka Benah diharapkan dapat menjadi solusi penguasaan lahan sawit di kawasan hutan yang dialami petani kecil.
Strategi Jangka Benah dilakukan bersinergi dengan skema Perhutanan Sosial. Antara lain dengan menerapkan skema Jangka Benah di kawasan yang sudah ditetapkan sebagai areal Penyelesaian Penguasaan Tanah dalam rangka Penataan Kawasan Hutan (PPTPKH). Kemudian pengajuan rencana Jangka Benah dilakukan melalui skema Perhutanan Sosial, hingga proses pendampingan yang saling terintegrasi.