Muncul sebuah informasi di media sosial yang mengklaim bahwa vaksinasi Covid-19 berbahaya bagi anak-anak. Hal ini disebabkan vaksin menyebabkan protein lonjakan (spike protein) beracun yang dapat merusak organ tubuh anak secara permanen. Beberapa organ tersebut antara lain otak, sistem saraf, jantung, pembuluh darah, hingga sistem reproduksi.
Namun berdasarkan penelusuran, sejumlah ahli kesehatan menyebut tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Lonjakan protein merupakan target yang berguna bagi vaksin karena berbeda dari protein lain yang dapat diproduksi manusia. Dengan begitu, sistem kekebalan manusia dapat mengenalinya sebagai benda asing dan memasang respons kekebalan terhadapnya.
Sementara, terkait efek samping dari vaksin yang serius seperti miokarditis atau peradangan di sekitar jantung memang pernah terjadi namun sangat jarang. Miokarditis sifatnya sementara dan dapat sembuh dengan sendirinya. Miokarditis terjadi akibat respons bawaan imun, bukan dari lonjakan protein.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar setiap orang di atas lima tahun mendapatkan vaksin Covid-19. CDC juga menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja.
Klaim lonjakan protein usai divaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak secara permanen adalah keliru. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.
Konten cek fakta ini kerja sama Katadata dengan Google News Initiative untuk memerangi hoaks dan misinformasi vaksinasi Covid-19 di seluruh dunia.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan