Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini melaporkan adanya virus corona varian baru yang disebut sebagai varian XE. WHO meyakini bahwa XE adalah rekombinan atau gabungan dari sub-varian Omicron BA.1 dan BA.2.
Varian XE pertama kali teridentifikasi di Inggris pada 19 Januari 2022, dengan total 637 kasus telah teridentifikasi terpapar varian ini per 22 Maret 2022 lalu.
Penelitian awal WHO menunjukkan bahwa varian XE 10% lebih menular dari sub-varian Omicron BA.2. Namun, WHO menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui karakteristik varian baru tersebut.
Menurut The Economic Times, varian terbaru ini tak terpantau memicu gejala yang parah. Namun, varian ini dapat menular dengan cepat. Beberapa gejala varian XE sejauh ini diketahui berupa kelelahan, pusing, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan demam.
Di samping itu, terdapat laporan gejala gastrointestinal pada pasien Covid-19 varian Omicron seperti diare, mual, muntah, dan sakit perut.
Adapun hingga 6 April 2022, Kementerian Kesehatan belum mendeteksi adanya virus corona varian XE di tanah air. Teranyar, virus Covid-19 varian ini telah terdeteksi di negara tetangga Thailand pada 2 April 2022 lalu.
Kendati demikian, Satgas Penanganan Covid-19 meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan dengan adanya varian baru ini. Menurut juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, pemerintah telah memantau perkembangan varian baru ini.
“Pemerintah tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian,” kata dia.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan