Kilang Pertamina Internasional (KPI) menunjukkan komitmennya terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 2030 dengan meluncurkan tujuh program corporate social responsibility (CSR) unggulan di wilayah operasinya.
Upaya itu selaras dengan 17 tujuan TPB yang terbagi ke dalam empat pilar utama, yaitu pembangunan sosial, pembangunan ekonomi, pembangunan lingkungan, serta pembangunan hukum dan tata kelola. Keempat pilar ini menjadi panduan strategis untuk memastikan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat.
Melansir situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, perkembangan TPB di Indonesia pada 2023 mencatatkan kemajuan signifikan. Indonesia berhasil menempati peringkat ke-75 dunia dengan skor 70,2 dan berada di posisi ke-4 di antara negara-negara ASEAN. Prestasi ini menunjukkan bahwa 76 persen indikator TPB telah tercapai.
Meski demikian, masih ada tantangan yang harus diatasi untuk mencapai target secara menyeluruh pada tahun 2030. Dalam konteks ini, kontribusi sektor korporasi, termasuk KPI, menjadi sangat penting untuk mempercepat pencapaian TPB.
KPI menjalankan tujuh program CSR unggulan di berbagai kilang sebagai wujud dukungannya terhadap TPB. Setiap program dirancang untuk memberikan dampak positif sesuai dengan kebutuhan lokal, dengan tetap mengacu pada indikator TPB.
Di Kilang Dumai, KPI melakukan penguatan masyarakat pesisir Kelompok Mundam Jaya. Program ini bertujuan memberikan alternatif pekerjaan yang aman bagi nelayan dengan berfokus pada peningkatan kapasitas komunitas pesisir, sehingga mereka dapat lebih mandiri dan tangguh dalam menghadapi tantangan ekonomi.
Selanjutnya, di Kilang Dumai - Operasi Sei Pakning, KPI bersama masyarakat sekitar mengembangkan lahan gambut gundul untuk pertanian hortikultura.
Di Kilang Plaju, KPI memiliki program Belida Musi Lestari yang merupakan program riset konservasi ikan belida serta budidaya perikanan lokal. Inisiatif ini bertujuan melestarikan keanekaragaman hayati sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi berbasis perikanan.
Selain itu, di Kilang Cilacap, KPI meningkatkan kapasitas lima kelompok masyarakat dengan program Masyarakat Mandiri Kutawaru (MAMAKU) 5.0.
Adapun di Kilang Balikpapan, KPI berupaya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam memanfaatkan air hujan dan pertanian perkotaan melalui program Rain Water Harvesting & Urban Farming (Rawabening).
KPI juga melakukan pemberdayaan terhadap komunitas teman tuli dan penciptaan ruang inklusif di Kilang Balongan dengan program Pemberdayaan Inklusi Teman Istimewa (Perintis).
Terakhir, KPI dengan program Kasimle Berdaya berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui kegiatan berkelanjutan di Kilang Kasim.
Ketujuh program tersebut mencerminkan peran KPI dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan memprioritaskan pemberdayaan masyarakat dan kelestarian lingkungan, KPI tidak hanya berkontribusi pada pencapaian target TPB, tetapi juga memperkuat hubungan dengan komunitas lokal.