Apa Itu Brain Cipher Ransomware? Ini Penjelasannya

Freepik
Ilustrasi, hacker.
Penulis: Tifani
Editor: Agung
25/6/2024, 18.16 WIB

BSSN atau Badan Siber dan Sandi Negara menyebutkan bahwa Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) down atau mengalami gangguan karena serangan siber Brain Cipher Ransomware dari kelompok Lockbit 3.0. Gangguan siber sudah terjadi sejak 17 Juni 2024 lalu dan aktivitas mencurigakan mulai terdeteksi pada 20 Juni 2024 pukul 00.54 WIB.

Serangan Brain Cipher Ransomware terhadap server PDNS berdampak pada 210 instansi pusat maupun daerah di Indonesia. Lalu, apa itu Brain Cipher Ransomware?

Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasan lengkap mengenai Brain Cipher Ransomware yang berhasil melumpuhkan PDSN.

Apa Itu Brain Cipher Ransomware?

Apa itu brain cipher ransomware (Freepik)

Brain Cipher Ransomware adalah jenis ransomware baru yang muncul tahun ini. Ransomware ini mengenkripsi file korban dan meminta tebusan sebagai ganti kunci dekripsi.

Brain Cipher tergolong baru dalam dunia peretasan. Belum banyak referensi atau catatan mengenai Brain Cipher Ransomware.

Dari penelusuran, baru ada satu laporan dari Broadcom/Symantec yang mengulas soal Brain Chiper. Laporan tersebut baru terbit pada 16 Juni 2024, atau empat hari sebelum PDNS tumbang.

Symantec menjelaskan Brain Cipher merupakan varian dari Lockbit yang baru-baru ini muncul. Nama Brain Cipher Ransomware ini muncul dalam catatan tebusan mereka untuk para korbannya.

Sementara, ransomware adalah sejenis perangkat lunak berbahaya yang mampu mengambil alih kendali atas sebuah komputer. Software ini mencegah penggunanya untuk mengakses data hingga tebusan dibayar.

Hacker atau peretas umumnya menyebarkan email phishing atau unduhan berbahaya, mengeksploitasi kerentanan dalam sistem untuk mendapatkan akses. Setelah masuk, ransomware ini mengenkripsi file dan meninggalkan catatan tebusan yang meminta pembayaran, biasanya dalam bentuk kripto untuk menghindari pelacakan.

Siapa Dalang Serangan Brain Cipher Ransomware?

Berdasarkan penelusuran, Lockbit 3.0 mengacu pada kelompok peretas lintas negara yang punya rekam jejak cukup populer. Menurut perusahaan keamanan siber Ensign InfoSecurity, kelompok ini termasuk grup hacker yang rutin menyasar keamanan digital di Indonesia di 2023, selain Scattered Spider dan UNC5221.

Ketiganya, kata perusahaan, merupakan kelompok kejahatan terorganisir yang menjalankan operasi 'profesional' untuk membobol sistem keamanan digital di Indonesia. Sebagai kelompok kejahatan terorganisasi ransomware (peretasan dengan maksud memeras dengan mengunci data milik korban), LockBit 3.0 punya motif keuntungan finansial.

Kelompok penyebar Brain Cipher Ransomware ini menjadi yang paling dominan secara global dan Asia Pasifik untuk modus ransomware ini. Mereka menyumbang 928 postingan leak sites atau 23 persen dari keseluruhan serangan global.

Sekadar catatan, data ini berdasarkan momen sebelum penegakan hukum terhadap LockBit baru-baru ini.

Kasus-Kasus Serangan Brain Cipher Ransomware

Apa itu brain cipher ransomware (Bing Image Creator, Katadata/Desy Setyowati)

Contoh kasus peretasan menggunakan Brain Cipher Ransomware yakni Crinetics Pharmaceuticals pada Maret. Kelompok ransomware menuntut tebusan US$ 4 juta setelah mencuri data rahasia perusahaan​​.

Kasus serangan siber Brain Cipher Ransomware juga dialami Virginia Union University yang mengakibatkan pencurian data pribadi ribuan orang​. Brain Cipher Ransomware juga dikaitkan dengan serangan terhadap OE Federal Credit Union yang mencuri lebih dari satu terabyte data, termasuk informasi keuangan dan kesehatan yang sangat sensitif​ .

Demikian ulasan lengkap mengenai Brain Cipher Ransomware yang serang Pusat Data Nasional Sementara/