Apakah Anda pernah menyaksikan pementasan drama atau teater? Umumnya, pertujukan seni ini biasanya ditampilkan pada beberapa acara penting seperti perpisahan sekolah atau festival pentas seni.
Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan pertunjukan drama? Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang pengertian drama dan unsur intrinsik yang dimilikinya. Simak penjelasan berikut ini untuk dapatkan informasi selengkapnya.
Pengertian Drama
Jika melihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, maka pengertian drama terdapat tiga penjelasan. Berikut definisi drama berdasarkan keterangan di KBBI.
- Drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkat laku (peran) atau dialog yang dipentaskan.
- Drama merupakan cerita atau kisah, terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
- Drama adalah kejadian yang menyedihkan.
Selain dalam KBBI, pengertian drama juga diterangkan pada Jurnal Membaca Volume 5 Nomor 1. Pada jurnal tersebut diterangkan bahwa secara etimologis istilah drama ternyata berasal dari kata “draomai”.
Istilah ini dikenalkan pertama kali di Yunani kurang lebih 6000 tahun sebelum masehi. Arti kata tersebur yaitu berbuat atau menirukan suatu kejadian. Kata drama kemudian dimaknai sebagai gerak atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah action.
Sementara itu, definisi drama menurut para ahli, sebagai berikut:
1. Hasanuddin (2009)
Hasanussin WS. dalam karyanya yang berjudul “Drama Karya dalam Dua Dimensi” menyebutkan bahwa, pengertian drama adalah cerita tiruan perilaku manusia yang dipentaskan. Drama juga diketahui memiliki dua karakteristik utama yaitu dimensi sastra dan seni pertunjukan. Dengan demikian, sebuah pementasan drama harus memperhatikan dua unsur utama tersebut.
2. Fauzi (2007)
Pengertian drama lainnya juga dituturkan oleh Fauzi pada tahun 2007 lewat karyanya yang bertajuk “Bagaimana Menulis Naskah Drama”. Fauzi menjelaskan bahwa drama adalah sebuah bentuk karya tulis ekspresif atau karya sastra yang dibuat oleh manusia.
Menurutnya, kedudukan drama sama seperti puisi, cerpen, dan novel. Hal yang membedakan drama dengan karya sastra lainnya yaitu pada tujuan penulisnya. Puisi, cerpen, dan novel dibuat untuk dibaca. Sedangkan drama, ditulis untuk dipentaskan.
3. Buku Think Smart Bahasa Indonesia
Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, pengertian drama adalah bentuk karya sastra yang tujuannya untuk menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi lewat akting dan dialog.
Melalui drama, penonton seolah-olah melihat secara langsung ekhidupan dan kejadian yang dialami tokoh. Hal tersebut dikarenakan drama menjadi potret kehidupan manusia.
Dari beberapa penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa pengertian drama adalah karya sastra yang menggambarkan kehidupan tokoh dan ditampilkan dalam sebuah pementasan.
Unsur Intrinsik Drama
Selain memahami pengertian drama, hal lain juga juga perlu dipahami saat mempelajari drama yaitu unsur intrinsik yang membangun drama dari dalam. Berdasarkan keterangan di Jurnal Membaca Volume 5 Nomor 1, berikut beberapa unsur intrinsik yang ada pada drama.
1. Alur Cerita
Alur cerita atau plot adalah rangkaian peristiwa yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh sebab akibat. Plot biasanya memiliki unsur pembentuk meliputi ketegangan, dadakan, dan ironi. Dalam sebuah drama, fungsi plot sebagai berikut:
- Mengungkapkan pikiran penulis naskah.
- Menangkap, membimbing, dan mengarahkan perhatian penonton.
- Mengungkapkan dan mengembangkan watak tokoh.
2. Tokoh Cerita
Unsur intrinsik lainnya yang harus ada dalam drama yaitu tokoh cerita atau karakter. Tokoh cerita adalah orang yang mengambil bagian dan mengalami peristiwa dalam plot.
Jika dilihat dari sifatnya, tokoh dalam drama terbagi menjadi tokoh mayor dan minor. Sedangkan berdasarkan kedudukannya, tokoh terbagi atas tokoh protagonis, antagonis, dan kepercayaan.
Setiap tokoh memiliki watak yang berfungis untuk mendorong peristiwa, penyebab gawatnya masalah yang muncul dalam peristiwa, dan mengungkapkan pikiran pengarang.
3. Bahasa
Bahasa dalam teks drama ditulis dalam bentuk dialog. Fungsi dari bahasa dalam teks drama yaitu sebagai penggerak plot, penjelas latar belakang dan suasana cerita, penunjuk watak tokoh, dan pengungkap pikiran pengarang.
4. Tema
Pada drama, tema terdiri atas masalah, pendapat, dan pesan pengarang. Unsur tersebut menjadi satu kesatuan yang tidak dipisahkan. Tema menjadi tujuan akhir yang harus diungkapkan oleh plot, karakter, dan bahasa.
5. Dorongan atau Bimbingan
Dorongan menjadi unsur yang menentukan perbuatan atau dialog yang diucapkan tokoh, khususnya tokoh protagonis. Dalam pertunjukan drama tidak ada seseorang yang bertugas memberikan komentar.
Dengan demikian, dialog dan monolog yang ditampilkan harus bisa memberikan motivasi yang membuat penonton mengerti dan menerima isi drama tersebut. hubungan antara watak dan perbuatan harus diperhatikan dengan seksama.
Setiap tokoh melakukan suatu hal karena memiliki watak tertentu. Sementara itu, perbuatan tokoh harus menggambarkan watak yang dimilikinya. Dengan kata lain, kedua hal tersebut harus saling berhubungan.