Nabi Idris AS, keturunan keenam dari Nabi Adam dengan nama asli Khanukh, dan guru utamanya adalah Syis. Beliau dikenal karena kecerdasannya yang luar biasa, menjadi orang pertama yang berhasil menjinakkan kuda dan menggunakan mereka sebagai tunggangan. Upaya ini membantu dalam berbagai aktivitas, terutama dalam mengangkat barang, dan keterampilan ini membuat banyak orang kagum terhadapnya.
Kecerdasan Nabi Idris AS memberikan kontribusi pada kemakmuran masyarakatnya, membantu mereka dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk penggunaan kuda sebagai tunggangan. Nabi Idris AS adalah nabi pertama yang menerima wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril.
Berkat kecerdasannya, Nabi Idris AS juga menjadi orang pertama yang menggunakan pena dan menjahit untuk membuat pakaian. Sebelumnya, manusia belum mengenal pakaian, dan Nabi Idris AS menjadi orang pertama yang memahami tentang kesehatan.
Nabi Idris AS sebagai salah satu nabi yang disebut dalam Al Quran, menyampaikan dakwah untuk memperkuat agama Allah SWT dan mengajarkan kepercayaan kepada satu Tuhan kepada semua umatnya. Untuk mengetahui kisah Nabi Idris AS secara lebih lengkap, simak uraian berikut.
Kisah Nabi Idris AS
Nabi Idris AS dilahirkan di Babylon, yang dikenal sebagai wilayah antara dua sungai. Dalam bahasa Suryani, 'Babil' mengartikan sungai. Beliau diberi nama Idris karena banyak mempelajari kitab-kitab dan mushaf dari Nabi Adam dan Syits. Kata "idris" berasal dari bahasa Arab "dars", yang berarti pembelajaran atau pengajaran (wahyu Allah).
Nabi Idris AS menerima 30 suhuf. Allah SWT menurunkan 30 lembar kitab suci kepada Nabi Idris AS, yang berisi pedoman dan ajaran yang harus disampaikan kepada kaumnya. Pada suatu waktu, Nabi Idris AS bertemu dengan Malaikat Izrail, yang bertugas mencabut nyawa. Dia memohon kepada malaikat untuk diperlihatkan surga dan neraka.
Atas izin Allah, Nabi Idris AS diberi kesempatan untuk mengunjungi dan melihat surga serta neraka. Setelah melihat surga, Nabi Idris AS tidak ingin meninggalkannya dan berkeinginan untuk tinggal di sana.
Atas kesalehan dan kebaikannya, Allah mengabulkan permintaannya untuk tetap tinggal di surga dan menikmati kebahagiaan yang kekal di sana dengan mencabut nyawanya. Kaum Nabi Idris AS berasal dari keturunan Qabil, dikenal sebagai Bani Qabil, yang tidak menyembah Allah, tetapi menyembah api.
Nabi Idris AS sangat tekun dalam menyebarkan agama Allah. Ia terus-menerus memberikan dakwah kepada kaumnya dengan penuh kesabaran. Selama perjalanan dakwahnya, Nabi Idris AS sering menghadapi berbagai rintangan. Ia sering dikritik dan diejek, tetapi kesabarannya selalu mendapat berkah dari Allah.
Setiap minggu, Nabi Idris AS berdakwah selama tiga hari dan mengabdikan empat harinya untuk beribadah kepada Allah SWT. Allah mengutusnya untuk menyebarkan dakwah di wilayah Irak Kuno, meskipun dalam beberapa kisah disebutkan bahwa tugas dakwah Nabi Idris AS diarahkan ke Mesir.
Nabi Idris AS juga mengajak umatnya untuk berhijrah ke Mesir, khususnya ke kota Memphis. Pada awalnya, umatnya menolak ajakan tersebut karena mereka khawatir dengan kondisi kering dan tandus di Mesir. Namun, setelah meyakinkan mereka, Nabi Idris AS berhasil membujuk umatnya untuk akhirnya mau berhijrah.
Terdapat berbagai pendapat mengenai akhir kehidupan Nabi Idris AS. Dalam tafsir Ibnu Katsir, terdapat pandangan Ibnu Jarir yang meriwayatkan tentang Ka'ab mengenai proses kematian Nabi Idris AS.
Kaab menyatakan bahwa Allah SWT telah mewahyukan kepada Idris bahwa amalannya akan ditingkatkan setiap hari sehingga setara dengan semua amal manusia. Kemudian, seorang malaikat mendatanginya. Idris memohon agar ajalnya ditunda.
Mendengar permintaan tersebut, Idris mengharapkan peningkatan amalannya. Kemudian, malaikat terdekat datang kepada Idris. Idris berbicara kepada malaikat tersebut,
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku, maka bicaralah kamu kepada malaikat maut agar sudilah dia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah.”
Akhirnya, malaikat membawa Nabi Idris AS di antara sayapnya dan naik ke langit. Setelah sampai di langit keempat, Nabi Idris AS bertemu dengan Malaikat Izroil.
Malaikat yang mengantar Nabi Idris AS menyampaikan pesan dari beliau. Malaikat Izrail bertanya, “Sekarang Nabi Idris AS di mana?” “Dia ada di pundakku.” jawab malaikat tersebut.
Rasa keheranan Malaikat Izrail terjawab, karena awalnya dia diperintahkan untuk mencabut nyawa Nabi Idris AS di langit keempat, sedangkan dia mengetahui bahwa Nabi Idris AS berada di bumi. Ternyata, Nabi Idris AS telah diangkat lebih dulu oleh malaikat lainnya. Akhirnya, nyawa Nabi Idris AS dicabut di langit keempat.
Demikianlah sebagian cerita dari Nabi Idris AS yang menunjukkan keteguhannya dalam menyebarkan agama Allah SWT. Nabi Idris AS terkenal dengan kecerdasannya dalam mempelajari ilmu perbintangan, serta menjadi orang pertama yang memiliki kemampuan membuat dan menjahit pakaian.
Salah satu mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi Idris AS adalah perjalanan ke Surga dan Neraka. Nabi Idris AS sangat terpesona saat melihat Surga, namun merasakan kegentaran yang mendalam ketika melihat keagungan Neraka. Mukjizat-mukjizat Nabi Idris AS dan nabi-nabi lainnya dapat ditemukan dalam bentuk pop-up di dalam buku Mukjizat Para Nabi.