Mengenal Sejarah Kartu UNO, dari Kemunculan hingga Populer

PEXEL
Ilustrasi, permainan Kartu UNO.
Editor: Agung
19/12/2022, 17.39 WIB

Permainan UNO merupakan salah satu game yang menarik untuk dimainkan bersama teman dan keluarga. UNO adalah permainan kartu yang berasal dari Amerika Serikat (AS), yang dimainkan dengan dek yang dicetak khusus. Prinsip umum gim ini, mengadopsi permainan kartu bernama "crazy eights". Sejak 1992, UNO telah menjadi merek milik Mattel.

UNO memiliki dua jenis permainan yakni UNO Kartu dan UNO Stacko. Hal ini berkaitan dengan kisahnya. Untuk mengetahui lebih lanjut berikut ini sejarah Kartu UNO selengkapnya.

Sejarah Kartu UNO

Kartu UNO ternyata memiliki sejarah yang menarik untuk dibahas. Game UNO diciptakan oleh Merle Robbins pada 1971. Awalnya, Merle Robbins yang menemukan UNO pada 1971 adalah seseorang yang berprofesi sebagai tukang cukur atau barber di Ohio, AS.

Ia memiliki hobi memainkan kartu bersama keluarganya. Pada saat itu, Merle dan putranya berdebat dengan sengit terkait aturan Crazy Eights. Untuk mengatasi permasalahan itu, Merle pun membuat permainannya sendiri yang dinamakan UNO.

UNO berasal dari bahasa Italia yang artinya “Satu”. Nama ini baginya menjadi sebutan yang pas karena tujuan utama bermain UNO adalah menjadi pemain yang membuang semua kartu miliknya.

Ketika hanya ada satu kartu di tangan, pemain harus berteriak ‘UNO’ sebelum ada yang menyadari bahwa pemain hanya memiliki satu kartu tersisa. Semakin berkembangnya jaman, UNO pun semakin dikenal masyarakat luas. Kartu UNO pertama di buat di meja ruang makan Merle dengan tangan dan hanya untuk keluarga.

Setelah itu, ia pun menjadi sering memainkan UNO bersama keluarga. Seluruh anggota keluarga semakin berminat dan kecanduan dengan permainan itu. Kemudian, setelah membuat versi permainan UNO yang sesuai hanya untuk dinikmati keluarganya, Merle melihat adanya potensi permainan ini menjadi besar dan pantas untuk dikenal. Dengan bantuan keluarganya, Merle pun menghemat uang untuk membuat desain profesional dan memproduksi kartunya.

Mengutip gamesver.com, Merle merupakan seorang pecinta permainan kartu. Ia mengumpulkan dana hingga $8000 untuk membuat 5.000 set UNO.  Merle dan istrinya sangat antusias dan tertarik dengan apa yang mereka jual. Bahkan mereka hingga menjual rumah mereka sebagai investasi dan menerima uang dari putranya, Rey.

Kartu-kartu UNO tersebut kemudian dijualnya di Ohio Barbershop dan di jalanan. Putranya yang menjual berbagai paket permainan ke para siswa. Ketika semakin lama, UNO pun semakin populer. Merle dan Marie berkunjung ke negara lain untuk menjual UNO ke siapapun yang tertarik. Mereka mendemonstrasikan peraturan bermain UNO untuk siapapun yang ingin membelinya. Mereka pun berhasil menjual Kartu UNO dengan cukup banyak.

Modal Marle untuk berkeliling ke negara lain yakni dengan keuntungan penjualan rumah mereka untuk membeli mobil dan trailer. Keduanya ingin tampak profesional sehingga mengubah tampilan mobil dan trailer mereka dengan papan nama “UNO-Best Game in America”.

Setelah mampu menjual hingga 5.000 eksemplar pertama di Ohio, Texas, dan Florida. Mereka pun melakukan pemesanan hingga 10.000 eksemplar. Strategi marketing yang diterapkan pun cukup berbeda. Alih-alih menjual game di jalanan, mereka mengunjungi toko-toko ritel untuk menyimpan dan menjual produk mereka.

Merle dan istrinya mengunjungi gerai ritel kecil di Ohio. Seiring berjalannya waktu, gerai itu lebih besar dan mulai merambah ke gerai besar lainnya. Dalam perkembangannya, Merle dan Marie mendapat penawaran dari apresiator UNO bernama Bob Tezak dan para mitranya Bill Apple dan Ed Ackerman. Mereka menawarkan untuk membeli UNO dari Merle dan ingin memasarkan game itu ke seluruh dunia.

Hal ini pun mengangkat popularitas UNO dari yang dibayangkan Merle dan keluarganya. Tawaran ini tentunya sangatlah menggiurkan dan menarik bagi mereka. Kemudian, pada 1972, Robbins menjual hak-UNO kepada mitra yang dipimpin oleh Bob Tezak. Mereka pun membentuk International Games, Inc.

Perusahaan itu memberikan penawaran kepada Merle yakni royalti sebesar 10 sen untuk setiap salinan yang terjual. Selain itu, ada biaya sebesar US$ 50.000 untuk hak sebenarnya atas game tersebut di awal.

Setelah itu, International Games, Inc. pun dijalankan oleh Bob di rumahnya sendiri. Ia berhasil menjual semua stok Merle dan memutuskan untuk memperbaharui merek serta melampirkan intsruksi yang jelas dan paket dengan lebih estetik.

Kini, UNO menjadi lebih profesional dan menarik perhatian orang. Akibatnya, pada 1980-an penjualan UNO pun melonjak dan menjadi fenomena luar biasa bagi para pecinta kartu.

Banyak industri mainan yang melirik kesuksesan UNO dan Tezak pun menerima penawaran pembelian dari berbagai produsen mainan global. Namun, Bob dengan rendah hati menolak tawaran itu pada 1980 dan 1991.

Kemudian pada 1992, Tezak menerima tawaran dari Mattel, Inc untuk membeli International Games, Inc termasuk UNO. Hingga kini, UNO pun semakin sukses dan dijuluki sebagai permainan kartu dengan penjualan nomor satu di dunia pada 2018.

Itulah sejarah Kartu UNO yang menarik. Tentu pada awalnya tidak ada yang tahu permainan sederhana yang dirancang di rumah untuk kesenangan keluarga itu memiliki potensi untuk menjadi kesuksesan global.