Ceramah merupakan proses menyampaikan informasi secara lisan di depan umum. Biasanya dilakukan oleh pemuka agama, orang dengan pengetahuan memadai, atau memiliki pengaruh terhadap pendengarnya.
Istilah ceramah merujuk pada penyampaian suatu hal berbau Islam yang biasa disampaikan oleh ustadz atau setaranya. Namun, terdapat kuliah tujuh menit yang hampir serupa dengan ceramah.
Kuliah tujuh menit kultum biasanya dilakukan di acara atau perhelatan dengan durasi terbatas. Artinya, kultum merupakan versi singkat dari ceramah.
Contoh Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan
Bulan Ramadhan menjadi salah satu momen spesial bagi umat Islam. Umat muslim di seluruh dunia tentu akan menyambutnya dengan penuh kebahagiaan dan suka cita.
Biasanya ada berbagai acara dan perayaan keagamaan yang digelar untuk menyambut bulan suci Ramadan, salah satunya ialah ceramah atau pengajian akbar.
Kurang lengkap rasanya apabila acara menyambut bulan Ramadan tidak dibuka dengan ceramah atau kultum tentang keistimewaan bulan Ramadan. Berikut ini adalah contoh kultum tentang keistimewaan bulan Ramadan yang dikutip dari buku Pidato Empat Bahasa karya Tim Guru Bahasa SICC (2019).
1. Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Saudara dan saudari yang dirahmati Allah, Pertama, mari kita ucapkan syukur atas segala nikmat Allah SWT. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW.
Saudara dan saudari yang dirahmati Allah, Pada 2023 ini atau 1444 Hijriah, kita dipertemukan kembali dengan bulan penuh berkah, yaitu bulan Ramadan. Di bulan kesembilan yang amat spesial ini, para setan dibelenggu dan pintu neraka ditutup.
Hal itu bermakna bahwa ampunan Allah berlaku penuh selama Ramadan. Dengan syarat bahwa niat puasa kita adalah benar hanya untuk Allah.
Dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa barang siapa berpuasa di bulan Ramadan karena iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosanya di masa lalu akan diampuni. Selain itu, dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim juga disebutkan bahwa siapa yang melakukan shalat tarawih karena iman dan mencari pahala, maka dosanya di masa lalu akan diampuni. Apakah hanya itu saja?
Tentu ampunan Allah tidak sebatas itu aja. Masih ada banyak peluang yang bisa kita dapatkan. Misalnya, dengan bersedekah sepanjang Ramadan, atau dengan membaca Al-Qur’an selama Ramadan.
Itu hanya contoh saja, ada banyak amalan di bulan Ramadan yang bisa kita lakukan. Maka dari itu, kita harus memaksimalkannya dan meraih taqwa. Juga tidak lupa kita jaga kesehatan jasmani dan rohani.
Saudara dan saudari yang berbahagia, Demikian kultum yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf atas segala kesalahan, semoga Allah memberikan hidayah, inayah, dan keberkahan kepada kita semua supaya kita dapat memetik keutamaan bulan Ramadan. Akhir kata, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
2. Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Alhamdulillah. Segala puji hanya untuk-Nya. Penguasa alam semesta. Karunia-Nya tak terhingga. Selawat dan salam teruntuk junjungan mulia, Muhammad SAW. Semoga kita dapat mengikuti sunahnya.
Tak terasa, hari ini kita sudah berada di masa bulan Ramadan, bulan kemuliaan. Bulan yang di dalamya terdapat malam yang lebih utama dan 1000 bulan.
Inilah saat salah satu ibadah teragung, yaitu puasa, wajib dikerjakan. Kita meyakini sepenuh hati bahwa bulan Ramadan adalah bulan penuh keberkahan.
Di bulan nan indah ini kita diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa. Ibadah puasa spesial karena ia benar-benar jalur langsung antara seorang hamba dengan Rabb-Nya.
Ibadah ini langsung dinilai oleh Allah Sang Maha Kuasa. Rasulullah SAW meriwayatkan firman Allah SWT.
Dalam hadis Qudsi yang artinya, “Setiap amal manusia adalah untuknya kecuali puasa, sesungguhnya (puasa) itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya.” (HR Ahmad dan Muslim).
Pada kesempatan ini izinkan saya untuk memaparkan ulang keutamaan puasa yang dihimpun dari berbagai sumber. Pertama, puasa sebagai penghapus dosa-dosa.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadan, karena penuh keimanan dan mengharap rida Allah maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhori dan Muslim)
Selain itu, dalam hadis lain disebutkan bahwa, “Salat wajib lima waktu, (dari) satu Jumat ke Jumat selanjutnya, (dari) Ramadan ke Ramadan, akan dapat menghapuskan dosa-dosa, selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim)
Dua hadis di atas jelas menunjukkan jika kita berpuasa dengan sebenar-benarnya penuh keimanan, ikhlas demi Allah dan mengharap ganjaran dari-Nya, maka dosa-dosa kita akan diampuni. Kedua, puasa adalah perisai (penghalang).
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad disebutkan, “Puasa itu perisai (penghalang), yang akan menghalangi seorang hamba dari api neraka.”
Hadis itu dikuatkan oleh hadis riwayat Imam Nasa’i, “Puasa itu penghalang, selagi ia tidak dirusak.”
Berdasarkan hadis itu kita meyakini bahwa puasa yang kita lakukan, selagi tidak dirusak, akan menjadi penghalang (perisai) dari api neraka kelak. Adapun hal-hal yang merusak puasa di antaranya adalah dusta, menggunjing, memfitnah, dan kemaksiatan lainnya.
Karena itu sudah selazimnya kita menjaga puasa kita agar tetap bermakna.
Rasulullah mengingatkan, “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi tidak mendapatkan dari puasanya kecuali hanya rasa lapar. Dan betapa banyak orang yang salat malam, tapi tiak mendapatkan dari salatnya kecuali hanya begadang.” (HR Ibnu Majah)
Demikianlah, dua dari banyak keutamaan puasa ini semoga menjadi motivasi bagi kita agar bisa menjalankan puasa sebaik-baiknya. Allahumma ainna ‘ala dzikrika wasyukrika wahusni ibadatika. Aamiin ya rabbal alamin.
Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
3. Kultum tentang Keistimewaan Bulan Ramadan
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah, tuhan semesta Alam yang telah memberi kita nikmat yang berlimpah hingga detik ini. Sholawat serta salam, mari kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Hadirin yang saya hormati, Hari ini kita masih diberikan nikmat bisa bertemu kembali dengan Bulan Ramadan, bulan suci yang penuh berkah, ampunan dan rahmat Allah. Sepanjang Ramadan ini, umat Islam diwajibkan puasa selama sebulan penuh. Kewajiban bagi tiap Muslim yang jika dilakukan dengan penuh keimanan dapat mengantarnya ke surga.
Kewajiban berpuasa pada Bulan Ramadan ini sebagaimana firman Allah subhanu wa’taála dalam surat Al-Baqarah ayat 183 “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa.”
Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan melalui ayat tersebut di atas Allah SWT ber-khitab kepada orang-orang mukmin dari kalangan umat ini dan memerintahkan kepada mereka berpuasa, yaitu menahan diri dari makan dan minum serta bersenggama dengan niat yang ikhlas karena Allah Swt. Karena di dalam berpuasa terkandung hikmah membersihkan jiwa, menyucikannya serta membebaskannya dari endapan-endapan yang buruk (bagi kesehatan tubuh) dan akhlak-akhlak yang rendah.
Allah menyebutkan, sebagaimana puasa diwajibkan atas mereka, sesungguhnya Allah pun telah mewajibkannya atas umat-umat sebelum mereka. Dengan demikian, berarti mereka mempunyai teladan dalam berpuasa, dan hal ini memberikan semangat kepada mereka dalam menunaikan kewajiban ini, yaitu dengan penunaian yang lebih sempurna dari apa yang telah ditunaikan oleh orang-orang sebelum mereka.
Syaikh Al-Maraghi di dalam kitab tafsirnya seperti diterangkan Ustaz Saiyid Mahadhir dalam bukunya Bekal Ramadan dan Idul Fitri, hikmah dari puasa itu adalah hadirnya sifat taqwa dalam diri seorang muslim, karena puasa membiasakan seorang muslim untuk takut kepada Allah swt dalam kondisi sembunyi maupun ramai.
Selama puasa seorang muslim selalu merasa diawasi oleh Allah SWT, mereka berani menahan syahwat hanya karena merasa bahwa Allah SWT selalu mengawasi, perasaan inilah yang jika berlanjut setelah Ramadan akan menjadi sebab takwa seorang muslim. Muara dari ketakwaan itu yang mengantarkan seorang Muslim meraih pintu surga Firdaus seperti disebutkan dalam sebuah hadits.
Imam Al Bukhari Rahimahullahu Ta’ala berkata : “
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Fulaih berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku telah menceritakan kepadaku Hilal dari ‘Atha bin Yasar dari Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Beliau bersabda:
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, dan berpuasa pada bulan Ramadan, maka Allah berkewajiban memasukkannya kedalam surga, baik ia berhijrah di jalan Allah atau duduk di tempat tinggalnya tempat ia dilahirkannya”.
Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, tidak kah sebaiknya kami menggambarkan orang-orang tentang hal ini?” Rasulullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam menjawab:
“Dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua tingkatan bagaikan antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Arrahman, dan daripadanya sungai surga memancar.” (HR. Bukhari No. 6873 dan 2851, Ahmad No. 8067 dan 8119)
Melalui hadis tersebut, ternyata iman kepada Allah dan Rasulnya, mendirikan shalat dan berpuasa Ramadan kemuliaannya sebanding dengan berhijrah di jalan Allah. Saking gembiranya, para sahabat meminta izin kepada Rasulullah SAW untuk memberitahukan kabar gembira tersebut kepada khalayak ramai.
Alih-alih mengizinkan, Rasulullah malah melanjutkan sabdanya bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala menyediakan surga yang didalamnya ada 100 derajat yang mana setiap dua derajat jaraknya bagaikan langit dan bumi, Subhanallah!. Surga tersebut diperuntukkan untuk orang-orang yang berjihad di jalan Allah. Seberapa jauhkah jarak antara langit dan bumi? Ibnu Hajar menjelaskan bahwa para ulama berbeda pendapat tentang seberapa jauhnya.
Imam Thabrani mengatakan bahwa jarak tempuh antara langit dan bumi memakan waktu waktu sekitar 500 tahun, Subhanallah!. Rasulullah juga menganjurkan kita agar berdoa memperoleh Firdaus, surga yang paling baik dan paling tinggi. Di atas Firdauslah singgasana Allah Al-Rahman berada.
Di bawah singgasana tersebutlah memancar sungai-sungai yang mengaliri semua surga. Mau surga ? maksimalkan lah iman kita, shalat kita dan puasa Ramadan kita. Semoga kita semua bertemu di surga Firdaus, aamiin.
Demikian kultum tentang keistimewaan bulan Ramadan yang jika dikerjakan dengan penuh keimanan akan membawa keberkahan bagi kaum muslim. Wallahu A'la. Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.