Menilik Kisah Umar Bin Khattab, Sahabat Setia Rasulullah SAW

Pexels
Ilustrasi, musafir.
Editor: Agung
14/3/2023, 15.38 WIB

Umar Bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang setia menemani dan melindungi beliau saat menjalankan misi berdakwah dan hijrah. Beliau pun menjadi salah satu dari sepuluh sahabat Rasulullah SAW yang dijamin masuk surga.

Tidak hanya sahabat. Umar BIn Khattab juga adalah salah satu Khu;afaur Rasyidin Kedua setelah Abu Bakar. Beliau menjabah sebagai Khalifah pada tahun 634-644.

Ada banyak teladan dan hikmah yang bisa diambil dari sosok Umar Bin Khattab.  Mulai dari kisahnya yang pernah menentang Rasulullah SAW hingga menjadi pemeluk Islam dan bahkan menjadi khalifah.

Berikut kisah Umar Bin Khattab yang bisa Anda baca untuk menambah pengetahuan agama Islam Anda.

Kisah Umar Bin Khattab

Kisah Umar Bin Khattab  (Unsplash)

Kehidupan Awal Umar Bin Khattab

Sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa Umar Bin Khattab lahir di Mekah pada tahun 583. Belia merupakan keturunan salah satu-suku yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Quraisy.

Di masa kecilnya, beliau mendapatkan didikan yang keras dari ayahnya, Khattab bin Nufail. Ayahnya tidak akan segan memukulnya bila Umat melakukan kesalahan kecil.

Didikan keras sang ayah dan budaya Quraisy menjadikan beliau tumbuh sebagai orang yang tangguh, pemberani, dan pandai berkelahi. 

Selain itu, Umar juga menjadi seseorang yang pandai membaca dan menulis, dimana pada masa itu merupakan sesuatu hal yang sangat langka di kalangan masyarakat Quraisy.

Beliau juga memiliki kecerdasan dalam bidang sastra terutama dalam mengubah syair. Bahkan beliau mendapat julukan sebagai “kitab diwan berjalan” karena kepandaiannya menghimpun syair-syair Arab.

Ketika beranjak dewasa, Umar mulai berdagang seperti masyarakat Mekkah pada umatnya. Berliu sering berdagang hingga ke luar Semenanjung Arab, seperti Persia, Syam, dan Mesir. 

Kisah Umar Bin Khattab Masuk Islam

Masuknya Umar Bin Khattab menjadi kaum muslim merupakan salah satu doa Rasulullah SAW yang dikabulkan oleh Allah SWT atas kesabaran beliau menghadapi ujian selama berdakwah.

Dikutip dari . Menduakan Allah pun mengabulkan doa beliau dengan memberikan  hidayah-Nya kepada Umar Bin Khattab.

Hidayah itu diberikan saat Umar Bin Khattab hendak membunuh Rasulullah SAW. Saat itu, beliau diberitahu oleh seorang sahabat Rasulullah, Nu’aim bin Abdillah, bahwa adiknya yaitu Fatimah telah memeluk agama Islam.

Setelah mendengar kabar tersebut, Umar Bin Khattab berbalik dan bergegas mendatangi Fatimah dengan emosi yang membuncah untuk meminta penjelasan. Namun saat tiba di rumah Fatimah, Umar Bin Khattab justru mendengar ia dan suaminya membaca Al-Quran.

Umar pun menampar adiknya sehingga membuat Fatimah tersungkur dan menangis. Umar pun melihat kembaran bertuliskan ayat Al-Quran yang sedang dibaca adiknya. Beliau pun merasa tersentuh dengan ayat Al-Quran itu bahkan hingga membuat tubuhnya gemetar.

Umar pun ingin segera menemui Rasulullah SAW. Kali ini, Umar tidak ingin membunuh Rasulullah SAW melainkan hendak masuk Islam. Belly pun menuju Darul Arqam, tempat Rasulullah SAW berkumpul dengan para sahabat. 

Ketika Umar datang,para sahabat pun panik dan takut Umar akan menyerang. Namu Rasulullah justru membukakan pintu untuk Umar.

Kisah Umar Bin Khattab (Pexels)

Umar pun mengutarakan keinginannya untuk beriman kepada Allah SWT. Beliau pun mengucapkan kalimat syahadat. Keislaman Umar pun disambut dengan bahagia oleh Rasulullah dan para sahabat dengan bertakbir.

Setelah masuk Islam, Umar memberi saran kepada Rasulullah agar tidak lagi menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi. Sejak saat itu, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat mulai berdakawah dengan terangan-terangan. Pengikut Rasulullah SAW pun semakin berkembang.

Setelah Abu Bakar, Umar Bin Khattab ditunnjuk menjadi khalifah. Selama masa kepemimpinannya, beliau telah banyak memberikan banyak kontribusi untuk kemajuan Islam dan kemaslahatan umatnya.

Beberapa diantaranya yaitu melakukan pembentukan kalender hijriyah, mendirikan lembaga-lembaga kajian Al-Quran,membentuk tata kelola pemerintahan yang sistematis dan masih banyak lagi.

Wafatnya Umar Bin Khattab

Menjelang hari kematiannya, Umar Bin Khattab menyadari bahwa kondisinya semakin lemah dan sudah tua. Beliau pun berdoa kepada Allah SWT agar diberikan kesyahidan dan Allah pun mengabulkan doanya itu.

Beliau diketahui meninggal setelah  dibunuh saat menjadi imam sholat Subuh oleh Abu Lu’luah Fairuz, seorang budak al-Mughirah dari Persia.

Ia membunuhnya karena kecewa atas kekalahan Persia, yang saat itu menjadi negara adidaya, oleh pasukan Islam. Beliau ditikam menggunakan pisau sebanyak 6 kali sehingga mengakibatkan luka yang sangat parah. 

Kejadian itu bermula sebelum matahari terbit hari Rabu tanggal empat Dzulhijjah tahun ke-23 Hijriah, Umar keluar dari rumahnya hendak mengimami sholat subuh. Beliau menunjuk beberapa orang di Masjid untuk mengatur shaf sebelum shalat. 

Baru saja saja akan memulai niat sholat dan hendak bertakbir, tiba-tiba Abu Lu’lu’ah muncul di hadapan Umar dan menikamnya sebanyak tiga hingga enam kali. Belia yang merasakan panas senjata itu di dalam dirinya, menoleh kepada jamaah dan memerintahkan mereka untuk mengejar Abu Lu’lu’ah.

Abu Lu'lu'ah menikam jamaah yang hendak menangkapnya, akibatnya enam orang terbunuh. Setelah itu, ia pun melakukan aksi bunuh diri.

Tikaman yang dilakukan Abu Lu’lu’ah mengenai bawah pusar Umar Bin Khattab dan menyebabkan putusnya lapisan kulit bagian dalam dan usus lambungnya. Beliau pun tidak bisa berdiri karena rasa perih dari tikaman itu hingga akhirnya belau terhempas jatuh.

Abdurrahman bin Auf pu segra menggantikan beliau mengimami shalat. Setelah kejadian itu, Umar Bin Khattab dibawa pulang ke rumahnya dengan kondisi tak sadarkan diri dan darah yang terus mengalir dari tubuhnya. Para sahabat pun mencoba memabangunkan beliau denagn waktu solat yang diingatkan kepadanya.

Beliau pun akhirnya terbangun dan segera melaksanakan sholat. Setelah selesai, beliau bertanya siapa orang yang telah ia menikamnya.

Para sahabat pun menjawabnya dan setelah itu Umar Bin Khattab merasa bersyukur bahwa ia dibunuh bukan oleh orang yang beriman melainkan orang yang bahkan tak bersujud kepada Allah SWT. Tak lama setelah itu, beliau meninggal dunia.

Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Utsman Bin Afar.