Mengetahui Kisah Nabi Yusuf dari Kelahiran hingga Fitnah Zulaikha

Unsplash
Ilustrasi, seorang Muslim.
Penulis: Ghina Aulia
Editor: Intan
14/3/2023, 20.55 WIB

Kisah Nabi Yusuf berawal dari kelahirannya yang menjadi putra ketujuh dari total 12 anak Nabi Yaqub. Ia memiliki adik bernama kandung bernama Benyamin dari ibu bernama Rahil.

Salah satu hal yang biasa ditekankan dari kisah Nabi Yusuf adalah parasnya yang tampan. Hal tersebutlah yang menjadikannya mudah membuat wanita terpikat.

Nabi Yusuf juga menjadi putra yang dicintai Ya’qub. Kasih sayang yang diberikan lebih cenderung ke Yusuf dibanding saudara lainnya. Terlebih ketika sang Ibu wafat.

Tentu hal ini membuat kesenjangan di antara anak Ya’qub. Rasa iri dan dengki tidak dapat dihindarkan.

Sejumlah dari mereka merasa dianaktirikan. Sementara itu, Yusuf lebih dimanjakan oleh ayahnya. Diketahui bahwa persoalan ini menjadikan hubungan saudaranya yang lain semakin erat.

Suatu waktu, saudara-saudara Yusuf berkumpul. Tujuannya adalah mencari cara agar ayahnya sadar terhadap perlakuan yang dianggap kurang adil tersebut.

Mereka mempertanyakan tentang mengapa hanya Yusuf dan Benyamin yang diperlakukan dengan istimewa. Beberapa juga beranggapan bahwa alasannya adalah sosok Rahil yang membekas di hati Yaqub.

Salah satu dari mereka juga menyampaikan bahwa Yusuf merupakan penghalang yang seharusnya dilenyapkan. Tepatnya menyingkirkan Yusuf dari keluarga mereka.

Bahkan, pembicaraan tersebut berbuah rencana pembunuhan dengan awal mengasingkan Yusuf. Mereka yakin bahwa ketika Yusuf tidak ada di rumah, perhatian dari sang Ayah akan kembali seperti sedia kala.

Yahudza yang merupakan putra keempat Nabi Ya’qub menuturkan, “Kita semuanya adalah putera-putera Ya’qub pesuruh Allah dan anak dari Nabi Ibrahim, pesuruh dan kekasih Allah. Kami semua adalah orang-orang yang beragama dan berakal waras. Membunuh adalah sesuatu perbuatan yang dilarang oleh agama dan tidak diterima oleh akal yang sihat, apa lagi yang kami bunuh itu atau serahkan jiwanya kepada binatang buas itu adalah saudara kita sendiri , sekandung, sedarah , sedaging yang tidak berdosa dan tidak pula pernah melakukan hal-hal yang menyakitkan hati atau menyentuh perasaan. Dan bahwa ia lebih dicintai dan disayangi oleh ayah, itu adalah suatu yang berada di luar kekuasaannya dan sesekali tidak dapat ditimpakan dosanya kepadanya. Maka menurut pikiran saya kata Yahudza melanjutkan bahasanya ialah dengan jalan yang terbaik untuk melenyapkan Yusuf ialah melemparkannya ke dalam sebuah perigi yang kering yang terletak di sebuah persimpangan jalan tempat kafilah-kafilah dan para musafir berhenti beristirahat memberi makan dan minum kepada binatang-binatang kendaraannya. Dengan cara demikian terdapat kemungkinan bahwa salah seorang daripada musafir itu menemukan Yusuf, mengangkatnya dari dalam perigi dan membawanya jauh-jauh sebagai anak pungut atau sebagai hamba sahaya yang akan diperjual-belikan .Dengan cara aku kemukakan ini ,kami telah dapat mencapai tujuan kami tanpa melakukan pembunuhan dan merenggut nyawa adik kami yang tidak berdosa.”

Kisah Nabi Yusuf tentang Mimpi

Malam hari ketika saudara-saudaranya mengadakan pertemuan, Nabi Yusuf mengalami mimpi tentang 11 bintang, matahari, dan bulan di langit yang turun dan sujud kepadanya. Setelah itu, Yusuf segera bangun dari tidurnya dan bercerita kepada sang Ayah.

Ya’qub yang mendengarnya merasa gembira dan wajahnya berseri-seri. Ia menyampaikan bahwa mimpi tersebut bukan hanya sekedar bunga tidur, melainkan tanda kemuliaan dari Allah SWT. Kemudian, dia mengatakan bahwa mimpi Yusuf merupakan berita gembira dari Allah SWT yang akan menjadi kebahagiaan. Namun, Ya’qub menyuruh Yusuf agar tidak menceritakannya kepada saudara-saudaranya.

Sang Ayah juga menyampaikan tentang kekhawatirannya terhadap Yusuf dan Benyamin yang kerap dibicarakan oleh kakak-kakaknya. Ya’qub menyadari bahwa ada yang tidak beres di antara hubungan anaknya.

Esok harinya, saudara Yusuf tetap menjalankan rencana yang sudah disusun. Mereka meminta izin kepada Ya’qub untuk membawa Yusuf jalan-jalan keluar kota.

Mereka semua berangkat ke luar kota kecuali Benyamin yang dibiarkan tinggal di rumah bersama sang Ayah. Saat tiba di lokasi yang direncanakan, Yusuf ditinggalkan di dalam telaga. Meski menangis, hal tersebut tidak membuatnya mendapatkan bantuan dari satupun saudaranya.

Mereka kembali ke rumah tanpa Yusuf. Ketika berhadapan dengan Ya’qub, anak-anaknya langsung menangis sambil menyampaikan bahwa Yusuf telah dihabisi oleh seekor serigala.

Sementara itu, sebenarnya Ya’qub sudah memiliki firasat tentang hal yang kurang baik akan terjadi. Ia mengatakan, ”Kamu telah memperturutkan hawa nafsumu dan mengikut apa yang direncanakan oleh syaitan kepadamu. Kamu telah melakukan suatu perbuatan yang akan kamu akan rasa sendiri akibatnya kelak jika sudah terbuka tabir asapnya yang patut dimintai pertolong-Nya dalam segala hal dan peristiwa.”

Melalui perjalanan yang panjang, Yusuf dijual sebagai budak dari pria bernama Futhifar. Kehadiran Yusuf ternyata menjadi petaka bagi Zulaikha, istri Futhifar yang jatuh hati padanya. Zulaikha semakin tertarik dengan Yusuf yang memiliki penampilan rupawan.

Zulaikha kerap memancing Yusuf agar mendekatinya lebih dahulu. Namun, Yusuf enggan terpancing karena menjaga kehormatan dirinya serta Zulaikha yang sudah menjadi istri orang lain.

Yusuf yang berusaha tidak menanggapi ternyata semakin membuat Zulaikha semakin bertekad untuk mendapatkan hati pria tampan itu.

Puncaknya terjadi ketika Zulaikha dengan lancang masuk ke dalam kamar dan menyuruh Yusuf mengikutinya. Saat itulah Zulaikha menyampaikan keinginannya untuk menyentuh Yusuf.

Untungnya, Yusuf tetap berpegang teguh kepada keyakinannya untuk tidak melakukan maksiat. Bahkan, ia berbicara dengan Zulaikha sambil mengalihkan pandangan.

Zulaikha yang merasa dipermalukan dengan penolakan yang diberikan, langsung terlihat marah. Menurutnya, perbuatan Yusuf sangat kurang ajar.

Yusuf yang merasa takut berjalan ke arah pintu keluar. Ternyata Zulaikha mengikutinya dari belakang dan berusaha merobek baju yang dipakai Yusuf.

Secara mengejutkan, ternyata ada Futhifar di belakang pintu. Sontak Zulaikha menyampaikan bahwa Yusuf telah melakukan perbuatan tidak senonoh terhadapnya.

Hal ini membuat Futhifar kebingungan dan meminta Yusuf agar menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Yusuf mengatakan bahwa Zulaikha yang menggoda dan memaksanya untuk memenuhi hawa nafsunya.

Hal tersebut dibuktikan dengan baju Yusuf yang terkoyak di bagian belakang. Hal ini menunjukkan bahwa bukan Yusuf yang membuka bajunya.

Kisah Nabi Yusuf Dipenjara

Tak sampai di situ, Zulaikha sengaja mengadakan jamuan di rumahnya dengan mengundang sejumlah istri pejabat. Zulaikha ingin membuktikan ketampanan Yusuf yang sudah membuatnya melakukan kesalahan.

Benar saja, kehadiran Yusuf menjadi pusat perhatian. Bahkan, salah satu dari mereka melukai jari sendiri karena tercengang akan ketampanan Yusuf.

Zulaikha ingin memberitahu bahwa penyebab dari apa yang dilakukannya adalah Yusuf. Lantaran, Zulaikha kerap diejek dan dikecam oleh teman-teman sepergaulannya.

Wanita tersebut ini menyampaikan bahwa perbuatannya tidaklah salah. Melainkan, Yusuf yang bersalah telah menggoyahkan hasratnya.

Diketahui juga bahwa Yusuf dipenjara atas tuduhan yang dibuat Zulaikha. Tujuannya yaitu untuk membungkam orang-orang yang kerap menggunjing Zulaikha.