Kisah Ammar bin Yasir, Golongan Pertama Pemeluk Agama Islam

Freepik
Ilustrasi kisah Islam
Editor: Intan
28/3/2023, 16.51 WIB

Ammar Bin Yasir dikenal sebagai as-sabiqunal awwalin, atau kelompok sahabat terdahulu yang masuk Islam. Ammar Bin Yasir mengajak ibu dan ayahnya untuk memeluk agama Islam. Kisah Ammar dan kedua orang tuanya ini mengalami penyiksaan setelah memeluk agama Islam. Kaum Quraisy menyiksa mereka karena pilihan memeluk Islam. Berikut kisah Ammar Bin Yasir dan keluarganya.

Kisah Ammar bin Yasir

Ilustrasi  Kisah Ammar bin Yasir (Freepik)

Berdasarkan buku Kisah Seru 60 Sahabat Rasul, Ammar bin Yasir lahir di tahun Gajah. Ayahnya, bernama Yasir bin Amir dan ibunya Sumayyah binti Khayyath. Keluarga Ammar termasuk dalam golongan yang pertama masuk Islam.

Yasir bin Amir adalah perantau dari Yaman. Dia bersahabat dengan Abu Hudzaifah bin Mughirah, kemudian dinikahkan dengan sahayanya Sumayyah bin Khayyath. Ammar dan kedua orang tuanya berasal dari keluarga miskin.

Mengetahui Ammar masuk Islam, Kaum Quraisy melakukan berbagai cara untuk membuat kaum muslim meninggalkan Islam. Keluarga Ammar menjadi korban kekejaman dan kezaliman kaum Quraisy. Keluarga Ammar dibawa ke padang pasir untuk disiksa. Meskipun mendapat siksaan, keluarga Ammar tetap beriman dan tabah menjalaninya.

Suatu ketika orang-orang musyrik menganiaya Ammar. Mereka membakar Ammar dengan api yang sangat panas. Ketika itu Rasulullah SAW lewat kemudian memegang kepala Ammar.

Beliau bersabda, "Hai api, jadilah kamu sejuk dan dingin di tubuh Ammar. Sebagaimana kamu dulu juga sejuk dan dingin di tubuh Ibrahim!"

Suatu ketika, Rasulullah SAW mengunjungi keluarga Ammar. Mereka lalu mengadu kondisi siksaan yang diderita pada Rasulullah SAW. Penyiksaan orang-orang musyrik terhadap Ammar sangat keji. Sampai Ammar hampir tidak sadarkan diri karena siksaan berat yang dialami.

Kaum Quraisy berkata untuk memuja Tuhan mereka. Tanpa sadar Ammar mengikutinya. Ketika siuman, tiba-tiba dia sadar apa yang telah diucapkan. Ammar takut hingga tidak mampu membayangkan dosa besar yang dia lakukan. Ammar lalu menangis dan memohon ampun kepada Allah SWT.

Ilustrasi Padang Pasir (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/YU)

Suatu ketika, Rasulullah SAW berjumpa dengan Ammar. Ketika itu Ammar menangis dan menyesali ucapannya ketika disiksa kaum Quraisy. Beliau lalu menghibur dan menenangkan Ammar sambil menyampaikan firman Allah SWt. Ketika peristiwa tersebut, turunlah surat An Nahl ayat 106.

مَنْ كَفَرَ بِاللَّهِ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِهِ إِلَّا مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالْإِيمَانِ وَلَٰكِنْ مَنْ شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِنَ اللَّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Artinya :

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (QS An Nahl 16:106)

Hati Ammar menjadi tentram setelah mendengarkan penjelasan Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari suaramuhammadiyah.id, kebanyakan budak-budak yang disiksa tuannya memilih memeluk Islam. Abu Bakar r.a membeli Ammar dari kabilah Bani Makhzum dan memerdekakannya. Dari cerita Ammar bin Yasir, dapat diambil kesimpulan bagaimana Ammar mempertahankan imannya. Meski cobaan dan siksaan yang terus dia alami, dirinya tetap tegar dan kokoh.