Contoh Teks Editorial Singkat Beserta Struktur, Fakta, dan Opini
Teks editorial adalah artikel dalam majalah atau surat kabar mengenai beberapa pokok masalah. Teks editorial berisi informasi berupa fakta dan opini. Fakta merupakan keadaan atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Sehingga informasi tidak terbantahkan.
Dalam teks editorial terdapat opini berupa gagasan, pemikiran, dan pendapat dari fakta yang muncul. Teks editorial ada di berita politik, ekonomi, hukum, sosial, agama, budaya, dan olahraga. Ciri-ciri teks editorial yaitu adanya kata ganti tunjuk, konjungsi kausalitas, konjungsi pertentangan, dan penggunaan kosakata populer.
Berdasarkan strukturnya, teks editorial terbagi menjadi tesis, menyampaikan argumentasi, dan kesimpulan (rekomendasi). Sebelum menulis teks editorial, kamu harus mengetahui isu dari suatu peristiwa, melihat dari sudut pandang yang berbeda, kemudian memberi solusi dari permasalahan. Berikut contoh teks editorial beserta strukturnya.
Contoh Teks Editorial
1. Contoh Teks Editorial Singkat
Ketua Tim Pengawas (Timwas) Tenaga Kerja Indonesia (TKI) menyampaikan bahwa pihaknya sedang menyelesaikan pembahasan final Undang-Undang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI). Pihaknya melakukan kunjungan kerja ke Malaysia terkait undang-undang itu. Wakil Perdana Menteri (PM) Malaysia pun menyambut baik perihal itu.
Dengan rancangan undang-undang yang baru Wakil PM Malaysia menduga masalah-masalah TKI dapat teratasi. Ia juga mengusulkan untuk melanjutkan kerja sama yang lebih konkret, melalui beberapa memorandum atau perjanjian-perjanjian khususnya setelah UU PPMI disahkan.
2. Contoh Teks Editorial Beserta Strukturnya
Judul: Kurangi Konsumsi Gula
- Tesis
Coba bayangkan bagaimana jika dalam sehari, manusia menghindari konsumsi gula. Gambaran yang akan terjadi, sarapan hanya dengan kopi pahit dengan oatmeal. Makan siang dengan daging dan sayuran hijau rebus. Camilan yang bisa dipilih hanya kacang-kacangan, sementara air minum yang bisa dipilih hanya air putih, teh tawar, dan kopi pahit.
Tentunya menu-menu tersebut bisa jadi jauh dari pola konsumsi kita yang ketergantungan dengan gula. Bagaimana tidak, nasi putih yang biasa kita makan, mengandung gula, minuman boba yang nikmat juga tinggi akan gula, bahkan yang sehat seperti buah-buahan, juga tetap mengandung gula. Lalu apakah mengkonsumsi gula setiap harinya akan buruk bagi kesehatan kita?
- Argumentasi
Mengenai sehat atau tidak, jawabannya: tergantung. Nyatanya konsumsi gula juga penting, dengan syarat tidak berlebihan dan sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang ditetapkan.
Menurut American Heart Association (AHA) batas konsumsi gula yang wajar untuk orang dewasa wanita, yakni sebanyak 100 kalori atau kurang lebih 6 sendok teh gula, dan sebanyak 150 kalori atau 9 sendok teh gula untuk pria.
Jika konsumsi gula melebihi batas tersebut, akan beresiko terkena beberapa penyakit serius seperti obesitas, diabetes, dan penyakit pembunuh no. 1 di dunia, jantung koroner (WHO).
Bagi anda yang mungkin rutin berolahraga dan melakukan aktivitas fisik, risiko akan turun karena tubuh anda rutin membakar kalori. Namun bagi anda yang kurang aktivitas fisik dan mengonsumsi gula melewati batas, hal tersebut dapat membahayakan kesehatan anda.
- Penegasan ulang
Menganut gaya hidup sehat sedari muda sangat penting karena tidak jarang, penyakit kronis yang diderita di usia tua merupakan akumulasi dari gaya hidup tidak sehat sedari muda.
Selalu perhatikan bagaimana pola konsumsi anda dan awasi nilai gizi yang ada pada makanan. Hindari mengkonsumsi makanan dan minuman tinggi gula, seperti donat, kue, soda, boba milkshake, minuman berenergi, permen, dan makanan manis lainnya.
Jangan lupa juga untuk membatasi jumlah karbohidrat anda karena ketika makanan yang mengandung karbohidrat dicerna, sistem pencernaan memecah karbohidrat menjadi zat yang menjadi gula.
3. Contoh Teks Editorial Beserta Fakta dan Opininya
Kasus Covid-19 Positif Naik Lagi
- Paragraf 1: Pengenalan Isu
Sesuai prediksi, kasus positif Covid-19 terus merambat naik sejak bulan Juni 2022. Hal ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Juli 2022. Bagaimana cara mengantisipasi kondisi ini?
- Paragraf 2: Pengenalan Isu
Pada 30 Juni 2022, kasus positif Covid-19 tercatat sebanyak 2.248. Padahal, satu bulan sebelumnya hanya ada 218 kasus. Ya, memang benar jika dibandingkan dengan puncak penularan pada 16 Februari 2022 sebanyak 64.718, kasus kali ini masih sangat jauh angkanya. Namun, tetap saja, fenomena ini perlu diwaspadai dan dimitigasi supaya tidak ada penyesalan nantinya.
- Paragraf 3: Pengenalan Isu – Menjelaskan tentang varian baru Covid-19.
Setelah lebih dari dua tahun terjadinya pandemi, kini datang lagi varian Delta yang lebih ganas pada awal tahun 2021. Seiring berjalannya waktu, kasus mulai menurun seiring meluasnya cakupan imunisasi. Setelah itu, datang varian baru, Omicron. Bersyukur, meski lebih mudah menular, namun Omicron tidak seganas Delta
- Paragraf 4: Pengenalan Isu – Mencantumkan fakta tentang vaksinasi di Indonesia.
Di satu sisi, upaya pemerintah untuk membangkitkan kembali aktivitas masyarakat dapat dipahami agar ekonomi segera pulih, terlebih target imunisasi saat ini sudah melampaui target. Terhitung hingga 2 Juli 2022, vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 96,78 persen, dosis kedua 81,20 persen, dan dosis ketiga 24,45 persen. Artinya, kekebalan komunitas sudah tercapai.
- Paragraf 5: Pengenalan Isu – Mencantumkan fakta tentang upaya yang dilakukan Singapura.
Namun, di sisi lain kita tetap perlu melindungi mereka yang rentan, misalnya karena sudah berusia lanjut, anak-anak, atau yang belum mendapatkan vaksinasi karena berbagai alasan. Sedikit kita menilik Singapura. Mereka sudah menambah tempat tidur bagi pasien rawat inap di rumah sakit dan panti jompo. Posko berbasis komunitas juga sudah mulai dibuka untuk mengobati pasien bergejala ringan. Tidak hanya itu, posko tersebut juga digunakan untuk memantau pasien isolasi mandiri di wilayahnya masing-masing.
- Paragraf 6: Argumentasi
Indonesia juga bisa melakukan hal yang sama. Perlu disiagakan kembali Wisma Atlet, rumah sakit, puskesmas, dan posko mandiri untuk tanggap darurat di seluruh Indonesia. Vaksinasi juga perlu untuk terus ditingkatkan cakupannya, dan kembali melakukan tracing untuk memutus rantai penularan.
- Paragraf 7: Argumentasi
Lebih dari itu, masyarakat tetap perlu untuk menerapkan protokol kesehatan dan kembali memakai masker dimanapun mereka berada. Cara seperti ini sudah terbukti tidak hanya efektif mencegah Covid-19, melainkan juga penyakit menular lainnya. Ya, kita memang tidak sebebas dulu saat sebelum ada Covid-19.
- Paragraf 8: Kesimpulan
Inilah era new normal atau tatanan baru yang perlu kita taati bersama demi mewujudkan keselamatan bersama.