Kalimat adalah unsur bahasa yang dapat mengungkapkan pemikiran atau perasaan baik secara lisan atau tulisan. Dikutip dari buku Kalimat Efektif Bahasa indonesia (1995) karya Udiati Widiastuti, pakar bahasa menyatakan kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri. Kalimat juga mempunyai intonasi akhir, dan secara aktual dan potensial terdiri atas klausa.
Ada berbagai jenis kalimat yang digunakan dalam penulisan sebuah gagasan dalam bahasa Indonesia. Salah satunya adalah kalimat efektif, yang merupakan kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti subjek dan predikat.
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah susunan kalimat yang mampu menyampaikan pesan atau informasi secara singkat, lengkap, dan mudah dimengerti oleh pendengar. Melansir buku Menyusun Kalimat Efektif dengan CII (2021) karya Waginah Dwi Nuryaningsih, kalimat efektif diartikan sebagai kalimat yang menyampaikan pesan, gagasan, ide, dan pendapat penulis secara tepat, sehingga bisa dipahami dengan baik oleh pembaca.
Dalam sebuah kalimat efektif, penggunaan kata diminimalisasi sebaik mungkin, tapi tetap mudah dimengerti. Penggunaan kata secara berlebihan justru menimbulkan pemborosan kata dan hal ini bertentangan dengan prinsip singkat dalam kalimat efektif.
Syarat Kalimat Efektif
Kalimat efektif harus dapat menyampaikan maksud dan tujuan penulis atau pembicara secara tepat dan mudah dipahami. Suatu kalimat dikatakan efektif apabila memenuhi beberapa syarat, yaitu:
1. Kesepadanan Struktur
Kesepadanan struktur berarti bahwa kalimat memiliki susunan yang logis dan sistematis. Kalimat efektif harus memiliki subjek dan predikat yang jelas. Subjek adalah unsur kalimat yang menunjuk pada pelaku atau benda yang dibicarakan, sedangkan predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan perbuatan atau sifat dari subjek.
- Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kesepadanan struktur:
- Anak itu bermain bola di lapangan.
- Pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
- Contoh kalimat tidak efektif yang tidak memenuhi syarat kesepadanan struktur:
- Anak itu bermain bola di lapangan, dan adiknya bermain di rumah. (Subjeknya ganda, yaitu "anak itu" dan "adiknya")
- Pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menyediakan lapangan kerja. (Predikatnya ganda, yaitu "meningkatkan kesejahteraan rakyat" dan "menyediakan lapangan kerja")
2. Ketegasan Makna
Ketegasan makna berarti bahwa kalimat harus memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang tepat dan bermakna lugas.
- Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat ketegasan makna:
- Dia membeli buku.
- Rumah itu sangat besar.
- Contoh kalimat tidak efektif yang tidak memenuhi syarat ketegasan makna:
- Dia membeli buku di toko buku. (Kalimat ini ambigu, karena tidak jelas buku apa yang dibeli.)
- Rumah itu sangat luas. (Kata "luas" bisa bermakna luas area atau luas bangunan.)
3. Kehematan Kata
Kehematan kata berarti bahwa kalimat harus menggunakan kata-kata yang tepat dan tidak berlebihan. Kalimat efektif harus menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu atau tumpang tindih.
- Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kehematan kata:
- Dia pergi ke sekolah.
- Saya akan datang.
- Contoh kalimat tidak efektif yang tidak memenuhi syarat kehematan kata:
- Dia pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. (Kalimat ini bisa dipersingkat menjadi "Dia pergi ke sekolah naik sepeda motor.")
- Saya akan datang ke sini. (Kalimat ini bisa dipersingkat menjadi "Saya akan datang.")
4. Kecermatan Penalaran
Kecermatan penalaran berarti bahwa kalimat harus logis dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah logika.
- Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kecermatan penalaran:
- Saya akan pergi ke sekolah jika cuaca cerah.
- Jika dia pintar, dia akan berhasil dalam ujian.
- Contoh kalimat tidak efektif yang tidak memenuhi syarat kecermatan penalaran:
- Saya akan pergi ke sekolah jika cuaca tidak hujan. (Kalimat ini tidak logis, karena cuaca hujan atau tidak hujan tidak dapat menentukan apakah seseorang pergi ke sekolah atau tidak.)
- Jika dia tidak lulus ujian, dia akan gagal. (Kalimat ini tidak logis, karena kegagalan dalam ujian tidak selalu berarti kegagalan dalam hidup.)
5. Kelogisan Biaya
Kelogisan biaya berarti bahwa kalimat harus sesuai dengan kaidah biaya. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah ekonomi.
- Contoh kalimat efektif yang memenuhi syarat kelogisan biaya:
- Harga buku itu Rp 50.000
- Saya akan membeli dua buku.
- Contoh kalimat tidak efektif yang tidak memenuhi syarat kelogisan biaya:
- Harga buku itu lima puluh ribu rupiah. (Kalimat ini tidak logis, karena dalam bahasa Indonesia, bilangan tidak boleh dipisah dengan tanda koma.)
- Saya akan membeli dua buah buku. (Kalimat ini tidak logis, karena kata "buah" tidak digunakan untuk benda yang tidak berwujud, seperti buku.)
Ciri-ciri Kalimat Efektif
Ada sejumlah ciri-ciri yang perlu diperhatikan agar dapat menentukan apakah sebuah kalimat dapat disebut sebagai kalimat efektif. Ciri-ciri kalimat efektif adalah sebagai berikut:
1. Struktur yang Jelas dan Logis
Kalimat efektif harus memiliki struktur yang jelas dan logis, yaitu subjek dan predikat yang jelas. Subjek adalah unsur kalimat yang menunjuk pada pelaku atau benda yang dibicarakan. Sedangkan predikat adalah unsur kalimat yang menyatakan perbuatan atau sifat dari subjek.
Contoh kalimat efektif:
- Anak itu bermain bola di lapangan.
- Pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
- Contoh kalimat tidak efektif:
- Anak itu bermain bola di lapangan, dan adiknya bermain di rumah. (Subjeknya ganda, yaitu "anak itu" dan "adiknya")
- Pemerintah akan meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan menyediakan lapangan kerja. (Predikatnya ganda, yaitu "meningkatkan kesejahteraan rakyat" dan "menyediakan lapangan kerja")
2. Makna Jelas dan Tidak Ambigu
Kalimat efektif harus memiliki makna yang jelas dan tidak ambigu. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang tepat dan bermakna lugas.
- Contoh kalimat efektif:
- Dia membeli buku.
- Rumah itu sangat besar.
- Contoh kalimat tidak efektif:
- Dia membeli buku di toko buku. (Kalimat ini ambigu, karena tidak jelas buku apa yang dibeli.)
- Rumah itu sangat luas. (Kata "luas" bisa bermakna luas area atau luas bangunan.)
3. Penggunaan Kata yang Tepat dan Hemat
Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang tepat dan hemat. Kalimat efektif harus menghindari penggunaan kata-kata yang tidak perlu atau tumpang tindih.
- Contoh kalimat efektif:
- Dia pergi ke sekolah.
- Saya akan datang.
- Contoh kalimat tidak efektif:
- Dia pergi ke sekolah dengan mengendarai sepeda motor. (Kalimat ini bisa dipersingkat menjadi "Dia pergi ke sekolah naik sepeda motor.")
- Saya akan datang ke sini. (Kalimat ini bisa dipersingkat menjadi "Saya akan datang.")
4. Logis dan Tidak Bertentangan dengan Akal Sehat
Kalimat efektif harus logis dan tidak bertentangan dengan akal sehat. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah logika.
- Contoh kalimat efektif:
- Saya akan pergi ke sekolah jika cuaca cerah.
- Jika dia pintar, dia akan berhasil dalam ujian.
- Contoh kalimat tidak efektif:
- Saya akan pergi ke sekolah jika cuaca tidak hujan. (Kalimat ini tidak logis, karena cuaca hujan atau tidak hujan tidak dapat menentukan apakah seseorang pergi ke sekolah atau tidak.)
- Jika dia tidak lulus ujian, dia akan gagal. (Kalimat ini tidak logis, karena kegagalan dalam ujian tidak selalu berarti kegagalan dalam hidup.)
5. Sesuai dengan Kaidah Biaya
Kalimat efektif harus sesuai dengan kaidah biaya. Kalimat efektif harus menggunakan kata-kata yang sesuai dengan kaidah ekonomi.
- Contoh kalimat efektif:
- Harga buku itu Rp 50.000
- Saya akan membeli dua buku.
- Contoh kalimat tidak efektif:
- Harga buku itu lima puluh ribu rupiah. (Kalimat ini tidak logis, karena dalam bahasa Indonesia, bilangan tidak boleh dipisah dengan tanda koma)
- Saya akan membeli dua buah buku. (Kalimat ini tidak logis, karena kata "buah" tidak digunakan untuk benda yang tidak berwujud, seperti buku)