Bullying atau perundungan merupakan salah satu tindakan tidak terpuji yang merugikan korbannya bahkan hingga mempengaruhi kesehatan psikis korban. Parahnya kasus bullying juga kerap ditemukan di mana saja, mulai dari sekolah hingga tempat kerja.
Jika dibiarkan, dampak bullying bisa merugikan korban secara berkepanjangan, misalnya stres, depresi, bahkan trauma. Agar lebih lengkap, berikut penjelasan mengenai pengertian bullying, penyebab dan jenis-jenisnya.
Pengertian Bullying
Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, bullying adalah segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja. Bullying dapat dilakukan oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Dalam bahasa Indonesia, bullying disebut menyakat yang artinya mengusik (supaya menjadi takut, menangis, dan sebagainya), merisak secara verbal. Bullying merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
Menurut Unicef, bullying bisa diidentifikasi lewat tiga karakteristik yaitu disengaja (untuk menyakiti), terjadi secara berulang-ulang, dan ada perbedaan kekuasaan.
Pengertian Bullying Menurut Para Ahli
Ada beberapa pengertian bullying menurut para ahli, di antaranya:
1. Olweus (1997)
Bullying adalah perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara pelaku dan korban.
2. Siswati dan Widayanti (2009)
Bullying adalah salah satu bentuk dari perilaku agresi. Seperti ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan sebagai suatu pancingan yang dapat mengarah ke agresi.
3. Coloroso
Bullying adalah akan selalu melibatkan adanya ketidakseimbangan kekuatan, niat untuk mencederai, ancaman agresi lebih lanjut, dan teror.
4. Smith dan Thompson
Bullying adalah seperangkat tingkah laku yang dilakukan secara sengaja dan menyebabkan kecederaan fisik serta psikologikal yang menerimanya. Sehingga dapat diartikan bahwa pelaku bullying ini menyerang korban secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.
5. Riauskina, Djuwita, dan Soesetio
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan berulang-ulang oleh seorang atau sekelompok siswa yang memiliki kekuasaan, terhadap siswa/siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut.
6. American Psychological Association (APA)
American Psychological Association (APA) mendefinisikan bullying sebagai sebuah bentuk perilaku agresif yang dilakukan secara berulang dan disengaja untuk menimbulkan perasaan tidak nyaman maupun cidera bagi korban.
7. National Bullying Prevention Center
National Bullying Prevention Center mendefinisikan bullying sebagai perilaku agresif yang dilakukan dengan sengaja dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menyakiti atau menakuti orang lain.
Penyebab Bullying
Menurut Ariesto (2009) ada beberapa faktor penyebab terjadinya bullying. Berikut faktor penyebab terjadinya bullying.
1. Keluarga
Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan atau situasi rumah yang penuh stres, agresi, dan permusuhan. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, dan kemudian menirunya terhadap teman-temannya.
Jika tidak ada konsekuensi yang tegas dari lingkungan terhadap perilaku coba-cobanya itu, ia akan belajar bahwa mereka yang memiliki kekuatan diperbolehkan untuk berperilaku agresif, dan perilaku agresif itu dapat meningkatkan status dan kekuasaan seseorang. Dari sini anak mengembangkan perilaku bullying.
2. Sekolah
Pihak sekolah sering mengabaikan keberadaan bullying ini. Akibatnya anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak lain.
Bullying berkembang dengan pesat dalam lingkungan sekolah sering memberikan masukan negatif pada siswanya. Misalnya berupa hukuman yang tidak membangun sehingga tidak mengembangkan rasa menghargai dan menghormati antarsesama anggota sekolah.
3. Faktor Kelompok Sebaya
Anak-anak ketika berinteraksi dalam sekolah dan dengan teman di sekitar rumah, kadang kala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.
4. Kondisi Lingkungan Sosial
Kondisi lingkungan sosial dapat pula menjadi penyebab timbulnya perilaku bullying. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan.
Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering terjadi pemalakan antarsiswanya.
5. Tayangan Televisi dan Media Cetak
Televisi dan media cetak membentuk pola perilaku bullying dari segi tayangan yang mereka tampilkan. Survei yang dilakukan salah satu media massa, memperlihatkan bahwa 56,9% anak meniru adegan-adegan film yang ditontonnya, umumnya mereka meniru geraknya 64% dan kata-katanya 43%.
Jenis-Jenis Bullying
Fenomena perundungan atau bullying adalah salah satu masalah yang hingga saat ini belum bisa diberantas secara menyeluruh. Sebab pada banyak kasus, korban perundungan tidak berani memberitahu siapapun tentang kondisi yang dialaminya karena diancam oleh pelaku.
Ada jenis-jenis bullying yang mungkin dialami anak dan orangtua perlu ketahui, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Bullying Fisik
Biasanya perundungan fisik adalah salah satu dari jenis bullying pada remaja yang paling mudah dikenali. Sering kali, yang menjadi korban akan menerima berbagai perlakuan fisik yang kasar.
Menurut National Center Against Bullying, jenis perundungan fisik bisa berupa menghalangi jalan korban, menyandung, mendorong, memukul, menjambak, hingga merusak barang. Perhatikan apabila pada tubuh anak sering muncul luka atau memar tanpa alasan yang jelas.
Biasanya anak yang menjadi korban enggan untuk mengakui bahwa dirinya ditindas secara fisik. Hal ini disebabkan karena takut dianggap tukang mengadu atau karena diancam oleh pelaku perundungan. Maka, anak mungkin akan menjawab bahwa luka tersebut didapat saat main basket atau jatuh dari tangga.
2. Bullying Verbal
Salah satu dari jenis bullying pada remaja lainnya adalah perundungan verbal. Tindakan ini bisa dilakukan dengan kata-kata, pernyataan, julukan, dan tekanan psikologis yang menyakitkan atau merendahkan.
Dampak dari perundungan secara verbal mungkin tidak terlihat secara langsung. Maka dari itu, pelakunya tidak akan ragu untuk melontarkan ucapan yang tidak pantas secara terus-menerus.
Biasanya, hal ini dilakukan ketika tidak ada saksi atau orang lain yang lebih tua. Perundungan jenis ini biasanya ditujukan pada anak yang fisik, penampilan, sifat, atau latar belakang sosialnya berbeda dari anak-anak yang lain.
Tak jarang satu dari jenis perundungan ini dialami oleh anak yang gemuk, minderan, atau prestasinya di sekolah kurang tampak.
3. Tindakan Pengucilan
Jenis perundungan lainnya yang juga cukup sering terjadi yaitu pengucilan. Anak Anda tidak disakiti secara fisik maupun verbal, tetapi justru dimusuhi dan diabaikan oleh lingkungan pergaulannya.
Anak akan kesulitan mencari teman, karena biasanya pelaku punya pengaruh yang cukup kuat untuk membujuk orang lain mengucilkan si korban. Biasanya, anak yang mengalami jenis perundungan ini sering menyendiri, mengerjakan tugas kelompok seorang diri dan tidak pernah bermain bersama teman-teman di luar jam sekolah.
4. Bullying Dunia Maya
Faktanya, bullying tak hanya terjadi di dunia nyata. Sekarang ini, bullying di dunia maya atau cyber bullying umum terjadi. Artinya, tidak dilakukan di lingkungan sekolah atau kehidupan sehari-hari secara langsung. Namun, pelaku melakukannya di dunia maya (cyber bullying) melalui internet.
Perundungan ini bisa dibilang salah satu jenis yang cukup baru. Umumnya media yang digunakan untuk melalukan perundungan di dunia maya yaitu media sosial, aplikasi chatting, atau surat elektronik (e-mail).
Mengingat sifatnya yang bebas, anak Anda mungkin menerima perundungan dari orang yang tidak dikenalnya atau orang dengan nama pengguna (username) samaran. Perundungan yang terjadi biasanya berupa hinaan atau sindiran. Bisa juga berupa gosip tentang anak Anda yang disebarkan melalui media sosial.
Ciri-ciri anak yang menjadi korban cyber bullying adalah sering menghabiskan waktu di dunia maya tetapi tampak sedih atau tertekan setelahnya.
5. Bullying Seksual
Jika anak Anda sudah memasuki usia remaja awal, jenis perundungan ini lebih mungkin dialami. Pelaku perundungan akan mengomentari, menggoda, berusaha mengintip, bahkan menyentuh korban secara seksual.
Tak hanya itu, jenis perundungan seksual pada remaja adalah jenis perundungan dengan cakupan yang cukup luas. Dimulai dari menyebarkan foto korban yang bersifat sensual dan pribadi, mengambil foto korban diam-diam dengan tujuan memuaskan gairah seksual pelaku, atau memaksa korban menonton atau melihat hal-hal yang berbau pornografi.
Dalam beberapa kasus, perundungan seksual termasuk dalam tindakan kriminal yaitu pelecehan atau kekerasan seksual, yang memungkinkan pelaku ditindak secara hukum. Kebanyakan korban dari jenis perundungan seksual adalah anak perempuan, meskipun tak menutup kemungkinan anak laki-laki juga mengalami jenis perundungan ini.
6. Bullying Antar-Saudara
Jenis bullying lainnya yang bisa terjadi pada remaja adalah perundungan dari saudara terdekat. Hal ini bisa terjadi ketika ada salah satu pihak yang merasa diperlakukan kurang baik dibandingkan dengan adiknya.
Remaja yang pernah dirundung pada masa kecilnya dilaporkan cenderung lebih rentan mengalami masalah mental sewaktu dewasa. Inilah bahaya bullying di rumah yang perlu lebih diwaspadai setiap orangtua.
Demikian ulasan lengkap mengenai pengertian bullying, penyebab dan jenis-jenis bullying. Dengan memahami pengertian bullying diatas kita dapat mencegah dan mengatasi bullying dengan tepat.