Dalam pelajaran bahasa Indonesia, biasanya siswa akan diminta untuk membuat karya tulis. Namun dalam praktiknya, masih banyak yang keliru ketika menulis kata baku bahasa Indonesia.
Kesalahan penggunaan kata baku bahasa Indonesia sering kali terjadi saat menulis. Ada beberapa kata baku dan tidak baku yang sering dipakai tapi keliru.
Kekeliruan ini bisa terjadi dikarenakan berbagai faktor, mulai dari ketidaktahuan penulis atau penutur, akibat pencampuran bahasa asing, bahasa daerah, dan sebagainya.
Bila Anda juga demikian, mulai sekarang Anda perlu memperbaikinya agar tak memengaruhi hasil tulisanmu.
Lantas, seperti apa kata baku dan tidak baku? Berikut dibawah ini ulasannya.
Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku
Dikutip dari buku Get Success UN+SPMB Bahasa Indonesia, kata baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya mengikuti kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Yaitu sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan tata bahasa baku.
Kosakata baku biasanya digunakan untuk segala hal yang bersifat formal, termasuk dalam karya tulis ilmiah, surat resmi, majalah, atau dalam forum-forum resmi.
Sementara kata tidak baku adalah kata yang penulisan dan pengucapannya tidak memenuhi syarat yang telah dibakukan. Biasanya, kosakata tidak baku berasal dari bahasa daerah atau dari kata baku dengan pelafalan yang tidak sesuai.
Kata tidak baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari, tetapi tidak dapat digunakan dalam konteks formal.
Ciri-ciri Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut ini penjelasan mengenai ciri-ciri dari kata baku dan kata tidak baku yang bisa dipelajari agar paham perbedaan keduanya.
1. Ciri-ciri Kata Baku
Kata baku memiliki bentuk yang tetap dan dapat ditemukan di KBBI. Berikut ini ciri-cirinya:
- Tidak dipengaruhi bahasa asing
- Memiliki bentuk yang tetap
- Tidak dipengaruhi bahasa daerah
- Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat
- Bukan merupakan ragam bahasa percakapan
- Pemakaian imbuhan dilakukan secara eksplisit
- Tidak mengandung makna ganda dan tidak rancu
- Tidak mengandung arti pleonasme
2. Ciri-ciri Kata Tidak Baku
Bertolak belakang dengan kata baku, kata baku memilki ciri-ciri antara lain:
- Memiliki arti yang sama dengan bahasa baku
- Dipengaruhi bahasa asing
- Bentuknya mudah berubah-ubah
- Dipengaruhi bahasa daerah
- Tidak ditemukan dalam pencarian KBBI
- Digunakan dalam percakapan sehari-hari dan bukan konteks resmi
Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut ini penjelasan mengenai fungsi kata baku dan tidak baku yang perlu diketahui.
1. Fungsi Kata Baku
Ragam kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Kata baku digunakan untuk segala hal yang bersifat resmi dan membutuhkan penuturan bahasa yang tepat.
Selain itu, terdapat sedikitnya empat fungsi utama kosakata baku, yaitu:
Sebagai Pemersatu
Kata baku dapat digunakan untuk mempersatukan berbaga kelompok masyarakat dalam satu kesatuan penutur bahasa, seperti yang tertuang dalam Sumpah Pemuda, “Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”
Memberi Kekhasan
Menggunakan kata baku, baik secara lisan maupun tulisan, menunjukkan ciri khas seorang penutur bahasa Indonesia, mengingat sebagian besar masyarakat masih menggunakan kata tidak baku dalam percakapan sehari-hari.
Meningkatkan Kewibawaan
Dalam konstruksi masyarakat Indonesia yang masih bersifat feudal, menggunakan kosakata baku dalam percakapan dapat meningkatkan kewibawaan dan mengangkat status sosial penutur di mata masyarakat awam.
Kerangka Acuan
Kosakata baku adalah sebuah kerangka acuan dan tolak ukur dalam berbahasa yang baik dan benar sesuai dengan KBBI dan PUEBI sebagai acuan tertinggi dalam bahasa Indonesia.
2. Fungsi Kata Tidak Baku
Sementara itu, kata tidak baku adalah kosakata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang ditentukan. Kata tidak baku lazim digunakan dalam percakapan sehari-hari atau dalam tulisan yang bersifat tidak resmi seperti dalam pesan singkat.
Kata tidak baku sering ditemukan dalam interaksi sehari-hari karena terpengaruh oleh budaya tutur yang berkembang di masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kemunculan kata tidak baku, di antaranya adalah:
- Penutur tidak memahami bentuk penulisan baku dari kata yang dimaksud;
- Penutur tidak mengoreksi kesalahan pelafalan atau ejaan yang ditemui;
- Terbawa oleh kebiasaan penutur lain;
- Pelafalan terpengaruh oleh dialek dari daerah asal penutur.
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Berikut ini daftar kata baku dan tidak baku yang perlu dipelajari agar tidak keliru dalam penulisannya.
No Kata Baku Kata Tidak Baku
- Afdal Afdol
- Analisis Analisa
- Bus Bis
- Berpikir Berfikir
- Cedera Cidera
- Detergen Deterjen
- Diagnosis Diagnosa
- Ekstrem Ekstrim
- Esai Essai
- Familier Familiar
- Filsuf Filsof
- Gaib Goib
- Glamor Glamour
- Hafal Hapal
- Hektare Hektar
- Imbau Himbau
- Isap Hisap
- Ideologi Idiologi
- Jagat Jagad
- Jenderal Jendral
- Karier Karir
- Kedaluwarsa Kadaluawarsa
- Manajer Manager
- Napas Nafas
- Nakhoda Nahkoda
- Rapor Raport
- Risiko Resiko
- Salat Shalat, sholat
- Saus Saos
- Teknik Tehnik
- Tekad Tekat
- Zaman Jaman
- Zamrud Jamrud
Itulah informasi mengenai kata baku dan tidak baku mulai dari pengertian hingga contohnya. Dengan memahami kedua hal tersebut, Anda bisa memperbaiki tulisan yang sedang dibuat agar menjadi lebih berkualitas.