7 Cerita Rakyat Sumatera Utara yang Masih Terdengar Turun Temurun

Freepik.com
Cerita Rakyat Sumatera Utara
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Safrezi
8/11/2024, 12.56 WIB

Cerita rakyat Sumatera Utara sangat beragam, mulai dari daerah pegunungan hingga pesisir barat yang berbatasan dengan Samudera Hindia, serta pesisir timur yang berbatasan dengan Selat Malaka. Keberagaman topografi tercermin dalam keberadaan tujuh kelompok etnis yang tersebar di berbagai daerah di provinsi Sumatera Utara.

Setiap kelompok etnis memiliki cerita dan tradisi yang berkembang dalam masyarakat, yang kemudian dikenal sebagai cerita rakyat. Cerita-cerita ini disampaikan secara turun temurun, biasanya mengandung pesan moral yang dapat dijadikan pelajaran bagi generasi berikutnya.

7 Cerita Rakyat Sumatera Utara

Cerita Rakyat Sumatera Utara (Freepik.com)

Ada banyak cerita rakyat Sumatera Utara yang dapat dibagikan untuk para pelajar. Cerita rakyat Sumatera Utara berasal dari berbagai etnis, berikut di antaranya:

1. Sibontar Mudar

Sibontar Mudar merupakan cerita rakyat Batak Toba. Dalam bahasa Batak Toba, Sibontar Mudar berarti "sidarah putih," dan kisah ini sering kali dikenal dengan nama Putri Darah Putih.

Sibontar Mudar menceritakan tentang seorang putri manusia yang menarik perhatian makhluk manusia setan bernama Guru Sodungdangon. Sosok ini, memiliki kekuatan kebal terhadap segala macam siksaan, membuat kisahnya penuh dengan tantangan dan keajaiban.

2. Namartua Pardagangan

Namartua Pardagangan merupakan cerita rakyat Sumatera Utara etnis Batak. Menceritakan tentang tujuh orang dukun dari Samosir yang pergi ke Pematang Bandar setelah kalah dalam perjudian dan mabuk-mabukan.

Di perjalanan, mereka bertemu seorang Lobe, guru agama Islam yang akhirnya mengajak mereka memeluk agama Islam. Setelah itu, mereka melakukan tapa di Bah Bolon, tepatnya di sebuah kubah yang ada di sana.
Suatu hari, enam dari tujuh dukun dimangsa oleh seekor ular naga yang menghuni sungai, sekarang dikenal dengan nama Bah Banus. Dukun yang berhasil selamat yaitu bermarga Sirait.

Setelah kehilangan rekan-rekannya, ia merasa kebingungan dan memutuskan untuk kembali ke Samosir. Sebelum pergi, ia menyerahkan sebuah tongkat kepada Andik Damanik, agar menjaga kubah tempat mereka bertapa. Hingga kini, keturunan Andik Damanik masih menjaga tempat tersebut selama empat generasi berturut-turut.

3. Togi Laowomaru

Togi Laowomaru merupakan cerita rakyat Sumatera Utara dari etnis Nias di Gunung Sitoli. Togi Laowomaru berarti gua tempat Laowomaru. Laowomaru sendiri merupakan nama manusia.

Cerita rakyat Togi Laowomaru menceritakan tentang seorang manusia yang kuat, lahir dengan 9 helai rambut yang terdiri dari besi dan kawat, tetapi dimanfaatkan untuk kejahatan. Anaknya juga meninggal saat akan mewariskan ilmu kepada sang anak.

Laowomaro meninggal dunia setelah Sihoi, istrinya yang mengalamai siksaan berat membocorkan rahasia kelemahan suaminya. Gua tempat ia tinggal saat ini, masih dapat ditemukan di Nias.

4. Daganak Na Denggan Roha

Cerita rakyat Daganak Na Denggan Roha berasal dari etnis Batak Angkola Mandailing. Daganak Na Denggan Roha berarti anak yang baik hati, menceritakan tentang seorang janda yang hidup bersama anaknya, Budiman yang baik hati.

Sang anak pergi merantau. Karena ketulusan dan kebaikannya, Budiman akhirnya menikah dengan putri raja setempat. Ia menjadi raja, tetapi tidak lupa dengan ibunya dan menjemputnya.

5. Beru Sembahan Delleng Lumut

Cerita rakyat Delleng Lumut berasal dari suku Pakpak-Dairi. Menceritakan tentang peperangan antara dua kerajaan atau desa, meskipun putri dari salah satu kerajaan dan putra dari kerajaan lainnya sudah menikah. Namun, perbedaan pandangan mengenai adat istiadat yang berlaku di masing-masing pihak menyebabkan terjadinya konflik besar.

Selain itu, ceritanya mengandung unsur mistis, dengan kisah tentang orang bunian yang sering membuat orang tersesat di hutan. Elemen-elemen magis ini menjadi bagian penting dalam narasi yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat setempat.

6. Cerita Si Buyung Besar

Buyung Besar menceritakan tentang seorang pemuda yang memiliki tubuh sangat besar, sehingga ia dikenal dengan nama Si Buyung Besar. Dalam cerita rakyat Sumatera ini, Si Buyung Besar belajar berdagang dari seorang guru bernama Datuk Penghulu. Datuk Penghulu mengajarkan berbagai keterampilan berdagang kepadanya. Alur ceritanya yang menarik membuat kisahnya sering diceritakan dan menjadi bagian dari tradisi lisan di daerah tersebut.

7. Tuah Borong Merbok

Tuah Borong Merbok merupakan cerita rakyat Melayu Langkat-Deli Serdang. Menceritakan hubungan antara seekor burung Merbuk, dua saudara kandung, dan seorang pawang burung yang tinggal di pantai timur Sumatera.

Selain menyajikan kisah menarik, ceritanya mengandung pesan moral tentang kesetiaan dan ketamakan, yang pada akhirnya membawa malapetaka bagi para tokohnya.

Cerita rakyat Sumatera Utara mencerminkan keberagaman budaya dan nilai-nilai yang terkandung dalam masyarakat. Berasal dari berbagai etnis seperti Batak, Melayu, dan Pakpak, ceritanya tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk menyampaikan pesan moral, ajaran adat, dan kearifan lokal.