5 Obat Cacing untuk Anak dan Jenis Cacing yang Menginfeksi Tubuh

Halodoc
Obat Cacing untuk Anak
Penulis: Anggi Mardiana
Editor: Safrezi
21/8/2025, 07.48 WIB

Obat cacing untuk anak dapat menghilangkan cacing parasit yang hidup di dalam saluran pencernaan. Selain meredakan berbagai gejala yang ditimbulkan, penggunaan obat ini penting agar asupan gizi dari makanan tidak diserap oleh cacing.

Kasus cacingan kembali menjadi perhatian publik setelah seorang anak di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia akibat infeksi cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan investigasi dan upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang pada anak-anak lainnya.;

Obat Cacing untuk Anak

Obat Cacing (Halodoc)


 

Dalam situasi tertentu, obat cacing dapat digunakan sebagai langkah pencegahan terhadap infeksi cacingan. Berikut beberapa obat cacing untuk anak:

1. Vermoran Tablet

Vermoran Tablet mengandung mebendazole untuk menghambat penyerapan gula oleh cacing. Akibatnya cacing kehilangan sumber energi, mati, lalu dikeluarkan melalui feses. 

Obat ini dapat digunakan oleh anak-anak di atas 5 tahun dengan dosis satu tablet sekali minum. Tablet harus dikunyah terlebih dahulu sebelum ditelan.

2. Combantrin Suspensi

Combantrin Suspensi merupakan obat cacing berbentuk sirup yang mengandung 125 mg pirantel pamoat dalam setiap 5 ml untuk melumpuhkan cacing,  sehingga dapat dikeluarkan melalui feses.

Obat ini dikemas dalam botol berisi 10 ml. Dosis pemakaian untuk orang dewasa yaitu 3–4 sendok takar dalam satu kali minum. Untuk anak usia 6–12 tahun, dosis yang dianjurkan 2–3 sendok takar, sedangkan anak berusia 2–6 tahun cukup diberikan 1–2 sendok takar sekali minum. 

3. Albendazole Tablet Kimia Farma

Albendazole tablet mengandung 400 mg albendazole agar cacing tiaak menyerap gula sebagai sumber energi. Namun, penggunaan albendazole harus sesuai petunjuk dan resep dokter, karena tidak boleh digunakan sembarangan. Obat ini tidak dianjurkan bagi ibu hamil atau menyusui. 

4. Vermox Tablet

Vermox Tablet dapat diberikan kepada orang dewasa maupun anak-anak berusia di atas 5 tahun, dengan dosis satu tablet untuk sekali minum. Vermox Tablet termasuk dalam kategori obat bebas terbatas dan dapat dibeli baik dengan maupun tanpa resep dokter.

5. Combantrin Tablet

Combantrin Tablet mengandung pirantel pamoat. Anak-anak di bawah 12 tahun diberikan ½–1 tablet sekali minum, sedangkan orang dewasa, dosis yang dianjurkan 1–2 tablet sekali minum. Combantrin Tablet dapat dikonsumsi dengan cara ditelan langsung menggunakan air putih, baik sebelum maupun setelah makan. 

Jenis Cacing yang Menginfeksi Tubuh

Berbagai jenis cacing yang menginfeksi tubuh manusia dapat menimbulkan gangguan kesehatan, mulai dari ringan hingga serius. Berikut jenis cacing bisa masuk ke dalam tubuh manusia:

1. Cacing kremi

Cacing kremi biasanya hidup di usus besar dan rektum, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Cacingn dapat terjadi apabila menelan telur cacing kremi. Telur cacing kremi bisa bertahan di sprei, pakaian, dan lainnya.

Infeksi cacing kremi lebih sering dialami oleh anak-anak, namun kondisi ini umumnya ringan dan dapat ditangani dengan mudah.

2. Cacing pita (Taenia) 

Cacing pita dapat masuk ke tubuh manusia melalui air yang tercemar oleh telur atau larvanya. Selain itu, mengonsumsi daging mentah atau tidak dimasak dengan sempurna  dapat menyebabkan infeksi.

Cacing pita menempelkan kepalanya pada dinding usus dan dapat bertahan di sana selama bertahun-tahun bahkan hingga 30 tahun.  Jenis cacing pita yang dapat menginfeksi tubuh,  di antaranya Taenia asiatica (dari wilayah Asia), Taenia solium (dari daging babi), dan Taenia saginata (dari daging sapi).

3. Cacing gelang (Ascariasis)

Infeksi cacing gelang terjadi saat seseorang menelan telur cacing, lalu menetas di dalam usus. Setelah menetas, larva cacing bergerak menuju paru-paru. Dalam waktu satu hingga dua minggu, larva ini naik ke tenggorokan dan biasanya tertelan kembali ke dalam sistem pencernaan. 

4. Cacing pipih

Cacing pipih biasanya hidup di jaringan tubuh, termasuk usus dan darah. Bagi Anda yang tidak ingin terinfeksi, sebaiknya hindari konsumsi sayuran mentah seperti selada air.

5. Cacing Trichinella

Cacing Trichinella biasanya menginfeksi hewan seperti beruang, rubah, babi hutan, dan babi domestik. Infeksi pada manusia dapat terjadi jika seseorang mengonsumsi larva cacing yang terdapat dalam daging mentah atau setengah matang. Cacing ini akan berkembang biak dan menyebar ke otot serta jaringan tubuh lainnya.

6. Cacing tambang

Infeksi cacing tambang terjadi saat seseorang berjalan tanpa alas kaki di area yang mengandung larva parasit. Larva ini bisa masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit lalu menempel pada dinding usus menggunakan struktur seperti pengait. Cacing tambang biasanya berukuran kurang dari 1,27 cm.

Telur cacing dapat masuk ke tubuh melalui kulit yang terpapar. Untuk mencegah infeksi, dianjurkan memakai alas kaki saat berada di luar rumah, karena tanah bisa menjadi tempat berkembang biaknya parasit ini.

Sebagai langkah pencegahan dan pengobatan, obat cacing untuk anak penting diberikan secara rutin, terutama di daerah dengan sanitasi yang kurang baik. Mengingat anak-anak lebih rentan terinfeksi berbagai jenis cacing seperti cacing kremi, cacing gelang, hingga cacing tambang, pemberian obat cacing setiap enam bulan sekali dapat membantu menjaga kesehatan saluran pencernaan dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.