Tanda-tanda kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi semakin kelihatan. Usai Bank Indonesia menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 3,75%, kemarin pemerintah memutuskan akan menyalurkan bantuan sosial atau bansos.

Ini bukan pertama kalinya pemerintahan Joko Widodo menaikkan harga BBM. Jokowi pernah melakukannya di awal masa jabatan, yaitu 2014. Setelah itu, utak-atik harga BBM sering terjadi. Tidak hanya naik, bahkan turun, mengikuti harga minyak mentah internasional.

Penyesuaian harga BBM terakhir terjadi pada April lalu. Pemerintah memutuskan harga BBM naik untuk jenis Pertamax dari Rp 9 ribu menjadi Rp 12.500 per liter. 

Soal kenaikan harga BBM, Jokowi dapat dibilang tanpa banyak tekanan. Tidak ada penolakan dari parlemen dan oposisi jalanan. 

Kondisi ini berbeda dengan era Susilo Bambang Yudhoyono alias SBY. Selama dua periode pemerintahannya, SBY menaikkan harga bahan bakar minyak selama empat kali. Penolakannya ketika itu sangat besar dari parlemen, terutama pihak oposisi.