Prabowo Puji Kecanggihan Pesawat dan Helikopter Baru TNI AL dari PTDI
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa sebuah pesawat terbang dan dua unit helikopter pesanan Kementerian Pertahanan, untuk digunakan TNI Angkatan Laut (AL).
Alutsista tersebut adalah pesawat CN235-220 Maritime Patrol Aircraft (MPA) Full Mission, serta helikopter AS565 MBe Panther Anti Kapal Selam (AKS) Full Mission.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang menerima alutsista tersebut, langsung menyerahkannya ke Kepala Staf TNI AL (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono di Hanggar Aircraft Services PTDI, Bandung, Jawa Barat.
Prabowo dalam sambutannya menekankan bagaimana Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terus berupaya untuk menjaga kedaulatan dan kekayaan negara, dengan memfokuskan penggunaan anggaran kepada industri pertahanan dalam negeri.
"Bangsa ini harus kuat. Bangsa kita bangsa besar dan kaya. Kalau kita tidak kuat, kekayaan kita bisa dirampas. Untuk itu, TNI harus kuat agar dapat menjaga kekayaan kita," kata Prabowo dalam siaran persnya, Rabu (15/6) seperti dikutip dari Antara.
CN235 MPA menjadi pesawat PT DI pertama yang telah mendapatkan modifikasi dan pengembangan sistem avioniknya sehingga terintegrasi menggunakan teknologi terbaru "full glass cockpit" dan display digital. Produksi pesawat ini juga sebagiannya menggunakan komponen dalam negeri, dengan komposisi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 42,56 persen.
Pesawat CN235-220 MPA dengan tail number AX-2349 ini merupakan pesawat ke-6 yang dikirimkan PTDI untuk TNI Angkatan Laut sejak 2013. Secara khusus CN235-220 MPA difungsikan sebagai pesawat patroli maritim, yang dibekali Mission System terintegrasi ke dalam Mission Management System (MMS) dari Nexeya. Selain itu, juga dilengkapi dengan beberapa perangkat pendukung misi, seperti High Performance Search Radar dengan kemampuan deteksi sejauh 200 Nautical Mile (NM) sehingga mampu melakukan surveillance atas wilayah permukaan laut secara terus menerus dengan 360o ke segala arah.
Dengan tambahan kemampuan Synthetic Aperture Radar (SAR) dan Inverse Synthetic Aperture Radar (ISAR), maka Search Radar yang terpasang dapat memberikan kemampuan tidak hanya mendeteksi keberadaan target, tetapi juga memberikan tampilan citra dari target sejauh 60 NM, jauh sebelum terjadinya kontak secara pandangan mata.
Pesawat yang digerakkan dengan mesin General Electric CT7-9C ini, juga memiliki Automatic Identification System (AIS) sebagai sistem pelacakan otomatis untuk mengidentifikasi kapal.
Kemudian juga ada Forward Looking Infra-Red (FLIR) untuk mendeteksi atau mengklasifikasi target. Kemampuan lainnya adalah merekam situasi di sekitar wilayah terbang, untuk mengevaluasi misi, baik dalam kondisi siang maupun malam hari.
Menurut PT DI, modifikasi dan pengembangan sistem ini telah menyerap 122 ribu jam kerja di area engineering PT DI. Sedangkan, jam kerja yang terserap pada area produksi mencapai 393 ribu, dengan kontribusi tenaga milenial mencapai 40 persen.