Polemik Harga Mie Instan, Adik Prabowo Angkut Gandum dari Ukraina

Aryo Widhy Wicaksono
11 Agustus 2022, 05:55
Mohamed Abd El Ghany Seorang petani merawat gandum di sebuah lahan di provinsi El-Kalubia, timur laut Kairo, Mesir, Selasa (1/3/2022).
ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany/AWW/dj
Mohamed Abd El Ghany Seorang petani merawat gandum di sebuah lahan di provinsi El-Kalubia, timur laut Kairo, Mesir, Selasa (1/3/2022).

Krisis pangan menjadi salah satu isu yang mendapatkan sorotan publik, terutama karena pasokannya semakin terhambat akibat perubahan iklim, pandemi Covid-19, hingga perang Rusia - Ukraina.

Sebanyak 62 negara di dunia terancam mengalami krisis pangan, sehingga mendorong harga bahan pokok menjadi lebih mahal.

Advertisement

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan bahwa kondisi pasokan pangan dunia sedang tidak menentu. Hal ini juga dirasakan Indonesa, terutama pada komoditas impor.

Syahrul mengatakan, Perang di Ukraina menyebabkan 180 juta ton gandum tidak bisa diekspor dari negara tersebut. Imbasnya juga turut dirasakan industri makanan di Indonesia, yang masih bergantung kepada impor gandum. Salah satunya mie instan.

"Jadi hati-hati yang makan mie, (bahan bakunya) banyak dari gandum. Besok harganya tiga kali lipat," ujarnya dikutip dari Youtube Kementerian Pertanian, Rabu (10/8).

Menurutnya, mahalnya harga gandum tersebut disebabkan distribusinya terhambat. "Ada gandumnya, tapi harganya mahal banget. Sementara kita sekarang impor terus," ujarnya.

Lalu bagaimana saran Mentan untuk mengatasi hal ini? Simak berita lengkapnya di sini.

Meski begitu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memiliki pendapat berbeda. Dia yakin, harga mie instan tidak akan naik seperti yang dibayangkan.

Menurutnya, pasokan gandum sempat berkurang karena negara produsen seperti Kanada, Amerika Serikat dan negara-negara di kawsan Amerika Selatan, sebelumnya mengalami gagal panen.

Namun kini kondisinya berbeda, negara produsen tersebut telah memperbaiki produksi gandum mereka. "Enggak (akan naik tiga kali lipat). Dulu kan Kanada dan Amerika gagal panennya, sekarang panennya sukses. Apalagi Ukraina mulai jual, jadi saya kira tidak akan ada kenaikan juga," ujarnya setelah membuka Trade Expo Indonesia, Rabu (10/8).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement