BI: Situasi Politik Pengaruhi Kepercayaan Investor

Image title
Oleh
8 Oktober 2014, 18:34
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin

KATADATA ?  Bank Indonesia menilai gaduhnya suasana politik di Indonesia mempengaruhi kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Hal itu ditambah dengan rencana kebijakan kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang membuat rupiah tambah tertekan.

"Situasi politik saat ini memang sedang hangat, itu mempengaruhi confidence dari aliran modal yang masuk," ujar Deputi Gubernur Senior Mirza Adityaswara di sela acara Trade Expo Indonesia 2014 di Jakarta, Rabu (8/10).

Hingga kuartal III/2014, aliran modal yang masuk mencapai US$ 14,5 miliar. Menurut dia kekhawatiran investor dengan pemerintahan Joko Widodo- Jusuf Kalla yang akan terganjal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dianggap sebagai hal yang berlebihan. Menurut dia jika pemerintahan baru sudah terbentuk, Mirza yakin Jokowi bisa bekerjasama dengan DPR.

Menurut dia penyebab utama pelemahan nikar tukar rupiah lebih banyak dipengaruhi rencana Bank Sentral Amerika yang akan menaikkan suku bunganya tahun depan. Hal itu membuat aset di Amerika menjadi lebih menarik dan membuat investor memilih menanamkan modalnya di Amerika. Hal itu membuat permintaan dolar meningkat dan akan memberikan tekanan pada nilai tukar rupiah. Kebijakan itu juga berdampak di negara lain seperti Filipina dan Singapura. Sedangkan dari sisi dalam negeri, besarnya impor bahan bakar minyak (BBM) yang memperbesar defisit neraca perdagangan juga menjadi perhatian pasar. 

"Penting bagi pemerintah baru untuk mengurangi subsidi BBM dan mendorong kebijakan pro investasi. Kalau itu dilakukan, saya yakin rupiah akan stabil," ujarnya.

Selain itu pasar keuangan di Indonesia juga belum dalam. Pasar valuta asing di Indonesia per hari tercatat US$ 4 miliar, jauh jika dibandingkan Singapura sebesar US$ 300 miliar per hati atau Filipina sebesar US$ 11-15 miliar per hari.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengatakan pasar awalnya memiliki harapan besar terhadap pemerintahan Jokowi. Namun, dinamika politik yang tidak stabil memberikan sentimen negatif terhadap pasar. Hal ini juga yang menyebabkan nilai tukar rupiah tertekan. 

"Awalnya investor optimisme tinggi saat Jokowi terpilih, tetapi situasi politik terakhirini berubah. Ketika ada penurunan (nilai tukar rupiah) mereka (investor) bilang ada apa di Indonesia," kata Sofjan.

Menurut dia, ditengah ketidaksatbilan politik dalam negeri ini, investor hanya menunggu sampai Jokowi dilantik 20 Oktober mendatang dan resmi sebagai menjadi presiden. (Baca: Politik Gaduh, Analis Revisi Target IHSG)

Reporter: Rikawati
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...