Tekanan Rupiah Sulit Dihindari

Image title
Oleh
12 Mei 2015, 07:47
Katadata
KATADATA

KATADATA ? Setiap tahun, triwulan II adalah periode waspada terhadap stabilitas makro ekonomi. Di periode ini, current account deficit (CAD) atau defisit transaksi berjalan diperkirakan bakal membengkak karena repatriasi aset atau dividen berikut pembayaran utang luar negeri (ULN) jatuh tempo.

Berbagai tekanan tersebut akan membuat nilai tukar rupiah tertekan. Tahun lalu, CAD di triwulan kedua mencapai US$ 8,94 miliar atau 3,97 persen dari produk domestik bruto (PDB). Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter perlu serius mengantisipasi risiko tersebut.

Kepala Ekonom Bank Tabungan Negara (BTN) Agustinus Prastyantoko mengatakan risiko besar yang terjadi pada Mei dan Juni adalah problem struktural. Karena banyak perusahaan asing yang mmebayar dividen ke luar negeri, sehingga sulit jika ditimpakan pada sisi moneter saja.

Yang perlu dilakukan otoritas bank sentral adalah memastikan tidak adanya gejolak dari sisi arus modal yang masuk. "Makanya suku bunga tetap ketat," ujarnya seperti dikutip Kontan, Selasa (12/5). Dari sisi utang luar negeri jatuh tempo, BI perlu terus menghimbau perusahaan swasta melakukan lindung nilai atau hedging.

Reporter: Redaksi
Editor: Arsip
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...