Fenomena El-Nino Ancam Inflasi

Aria W. Yudhistira
7 Juli 2015, 17:48
Katadata
KATADATA
Petani sedang menggarap sawahnya di Madura, Jawa Timur. Fenomena El-Nino diperkirakan melanda Indonesia pada pertengahan tahun ini.

KATADATA ? Pemerintah optimistis laju inflasi selama Ramadan dan lebaran akan terkendali. Meski begitu, hingga akhir tahun ada risiko yang bakal dihadapi yakni potensi turunnya produksi pangan yang terkena dampak El-Nino.

Edi Pambudi, Asisten Deputi Urusan Moneter, Neraca Pembayaran dan Perluasan Kesempatan Kerja Kementerian Koordinator Perekonomian, mengatakan saat ini belum ada tanda-tanda akan terjadi El-Nino, tapi ada kemungkinan ancaman ini terjadi pada bulan depan.

?Misalnya, di Sumatera mau dibuat hujan buatan tidak bisa karena awannya tidak terbentuk. Kementerian Pertanian sudah antisipasi dengan memberikan bantuan 20 ribu unit pompa. Kami akan pantau terus,? kata dia di Gedung Bank Indonesia (BI), Jakarta, Selasa (7/7).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memperkirakan gelombang panas El Nino akan melanda wilayah Indonesia sampai November 2015. Adapun daerah-daerah yang berpotensi terkenda dampak El Nino meliputi Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara.

Selain fenomena kenaikan suhu permukaan laut ini, risiko kenaikan inflasi juga disebabkan oleh kemungkinan meningkatnya harga minyak dunia. Ini dapat berpengaruh terhadap naiknya harga bahan bakar minyak (BBM), mengingat pemerintah sudah tidak lagi memberikan subsidi ke BBM jenis premium. Harga elpiji pun kemungkinan naik yang turut menyebabkan daya beli masyarakat menurun.

Meski begitu, dalam perhitungannya, inflasi Juli masih akan rendah di bawah 0,5 persen karena sudah mendekati lebaran. Inflasi akan kembali turun pada Agustus karena cadangan beras pada Juni mencapai 370 ribu ton. Stok ini dinilai masih mencukupi untuk kebutuhan masyarakat.

?Sebetulnya sudah ada 10 ribu ton rekomendasi impor beras, dari Kementerian Pertanian. Tapi belum dieksekusi, karena kebutuhannya belum ada. Stok masih cukup. Kami akan lihat produksi nasional dari beberapa daerah,? ujar dia.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...