Jokowi Minta Aturan Impor Industri Perawatan Pesawat Dipermudah
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengomentari pentingnya regulasi yang memudahkan bisnis Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) atau industri perawatan pesawat. Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kementerian Perdagangan, Jokowi meminta jajaran untuk mempermudah regulasi impor agar industri ini berkembang.
Industri MRO di dalam negeri menghadapi persaingan yang berat dari negara tetangga, salah satunya Singapura. Negara ini memiliki regulasi yang sederhana, sehingga proses ekspor dan impor barang tidak lebih dari lima jam. Sedangkan di Indonesia, prosesnya masih lama dan seringkali impor barang mengalami kemacetan. Presiden meminta jajarannya untuk mengevaluasi hal ini.
Jokowi ingin industri ini dikembangkan, mengingat potensi industri penerbangan yang sedang berkembang. Selain dalam negeri, maskapai luar negeri dapat mengirim pesawatnya untuk dirawat di bengkel-bengkel di Indonesia. Pemerintah pun telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi VIII yang menurunkan tarif impor komponen pesawat terbang menjadi 0 persen.
"Yang kita hadapi persaingan global, jadi jangan melihat ke dalam saja," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (31/1). (Baca: Pemerintah Dorong Investasi Perawatan Pesawat ke Indonesia Timur)
Selain MRO, Jokowi juga meminta jajaran Kemendag mengerti dan mendukung rantai produksi perusahaan besar. Selama ini hampir tak ada industri besar di Indonesia yang menggunakan 100 persen komponen lokal. Masalahnya, industri komponen di dalam negeri kesulitan mengimpor bahan baku dan barang modal, sehingga produksinya pun terhambat.
Dampaknya, banyak industri lebih memilih mengimpor, karena tidak ada jaminan pasokan dari industri dalam negeri. Oleh sebab itu dia meminta bawahannya menjaga agar pasokan ini tidak datang terlambat agar dapat segera diolah untuk selanjutnya dieskpor lagi.
"Saya minta Direktur Jenderal Luar Negeri dan Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional agar berani menegur Kementerian lain kalau ada hambatan," ujarnya.
Kementerian Perindustrian menyatakan tengah mengarahkan investor untuk masuk dalam industri MRO atau perawatan pesawat terbang di bandara Indonesia Timur. Hal ini lantaran masih banyak potensi pengembangan industri ini pada beberapa bandara di wilayah tersebut.
Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan beberapa bandara yang berpotensi dikembangkan industri ini adalah Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar dan Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak (Papua).
Keberadaan industri MRO di dua bandara ini penting untuk mengifisienkan biaya perawatan. Bukan hanya pesawat, MRO ini dapat digunakan untuk perawatan helikopter yang menjadi salah satu transportasi udara utama kawasan Indonesia Timur. "Apalagi banyak daerah di Indonesia belum punya MRO," kata Putu.