Pemerintah Akan Bangun Jalan, Jembatan, hingga Sanitasi Air di Asmat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan berfokus kepada pekerjaan sejumlah infrastruktur di wilayah Agats, Kabupaten Asmat, Papua. Infrastruktur ini terdiri dari jembatan, jalan, sistem sanitasi, hingga penampungan air hujan.
Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Arie Moerwanto mengatakan pihaknya akan membangun jembatan dari permukiman khusus Kampung Syuru menuju Agats. Selain itu, untuk mempermudah konektivitas, Bina Marga juga merencanakan pembangunan jalan dari Agats menuju Rumah Sakit Baru di wilayah tersebut sepanjang 3 kilometer.
"Jadi agar mereka (penduduk Asmat) tidak terisolasi," kata Arie di kantornya, Jakarta, Kamis (8/2). (Baca: Diaspora Indonesia di AS Bantu Program Pendidikan dan Kesehatan Papua)
Dia menjelaskan pembangunan jembatan sepanjang 72 meter tersebut penting. Selama ini masyarakat sekitar bergantung pada moda transportasi perahu untuk menyebarangi dua wilayah tersebut. Apabila ombak besar terjadi, konektivitas dua wilayah itu akan terputus. Makanya perlu dibangun jembatan untuk mempermudah aksesnya.
Hal lain yang akan dikerjakan Kementerian PUPR adalah memastikan akses air bersih bagi masyarakat di wilayah Agats. Direktur Keterpaduan Permukiman Dwityo Akoro Soeranto mengatakan pihaknya akan merehabilitasi instalasi pengelolaan air serta menambah pipa di instalasi pengolahan air di daerah yang memiliki air baku.
(Baca: Bappenas: Kasus Gizi Buruk Asmat Jadi Teguran Keras Bagi Pemda)
Kementerian PUPR juga akan memperbanyak Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Nantinya, setiap distrik di Kabupaten Asmat akan memiliki tiga fasilitas Pamsimas. "Rata-rata kapasitasnya satu liter per detik dan bisa dimanfaatkan 500 sampai 1.000 orang," katanya.
Untuk penyedian pasokan air, Kementerian PUPR juga akan segera membangun embung yang bisa menampung air hujan. Dwityo mengatakan keberadaan embung di wilayah ini sangat penting lantaran 60 persen pasokan air di wilayah Asmat mengandalkan air hujan. "Sumber air di sana terbatas dan kualitasnya jelek," katanya. (Baca: Derita Campak dan Gizi Buruk Anak Asmat)
Arie menambahkan pekerjaan infrastruktur di wilayah ini lebih mahal tiga kali lipat ketimbang infrastruktur di wilayah Indonesia lainnya. Dia memberi contoh, untuk membangun jalan, dana yang dibutuhkan bisa mencapai Rp 24 juta per meter.
Namun, dia belum bisa memberitahukan berapa besar total dana yang akan dikeluarkan kementeriannya dalam membangun semua infrastruktur ini. "Kami memang belum tahu angka pasti secara total berapa, mungkin minggu depan," katanya. (Baca: Kasus Gizi Buruk di Papua, Sri Mulyani Segera Evaluasi Dana Otsus)