Kementerian BUMN Akan Rombak Direksi Waskita Karya

Ameidyo Daud Nasution
28 Februari 2018, 20:27
Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
Waskita KATADATA|Arief Kamaludin
Waskita KATADATA|Arief Kamaludin

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana merombak jajaran direksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahaan tersebut pada 6 April 2018. Hal ini merupakan buntut dari banyaknya kecelakaan konstruksi pada proyek-proyek perusahaan pelat merah tersebut.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Ahmad Bambang belum bisa mengungkapkan siapa saja direksi yang akan terkena perombakan ini. Menurutnya, perombakan direksi akan menjadi pelajaran bagi BUMN karya yang lain untuk menjaga keselamatan.

"Perusahaan semakin besar tidak sadar bahwa secara manajemennya harus berubah. Itu yang harus dibenahi," kata Bambang usai konferensi pers soal Komite Keselamatan Konstruksi di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (28/2).

(Baca: Restrukturisasi Direksi BUMN Karya, Rini: Tunggu Hasil RUPS)

Selain Waskita, Kementerian BUMN juga membuka kemungkinan perombakan dilakukan pada BUMN Karya lainnya. Namun, hal tersebut masih menunggu audit dari KKK selesai terlebih dahulu sebelum mengganti Direksi. "Tapi pasti di April karena rata-rata Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada bulan April," kata dia.

Selain merombak nama-nama jajaran direksi, Bambang juga memastikan akan ada posisi baru dalam struktur BUMN Karya. Direksi ini akan bertugas mengawasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dia menjelaskan posisi penanggung jawab K3 itu akan berada langsung di bawah Direktur Utama. 

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Waskita M. Choliq mengaku pasrah apabila harus dilengserkan dari jabatannya. Choliq juga meminta maaf kepada masyarakat atas segala kecalakaan yang beberapa kali melanda Waskita saat ini. "Terutama karena (kecelakaan) paling banyak di (proyek) Waskita," kata dia.

(Baca: Marak Kecelakaan, Kadin Minta Penugasan ke BUMN Karya Dihentikan)

Mengenai kecelakaan kerja yang kerap terjadi di perusahaannya, dia mengakui ada kelemahan dalam pengawasan. Bertambah besarnya proyek yang digarap Waskita menjadi salah satu alasan lemahnya pengawasan konstruksi. Choliq menilai naiknya produksi Waskita, ternyata tidak diimbangi jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).

Tahun lalu produksi infrastruktur Waskita, nilainya mencapai Rp 45 triliun. Padahal, dalam tiga tahun sebelumnya nilai produksi Waskita hanya Rp 10 triliun - Rp 15 triliun. "Jadi setiap tahun bisa tumbuh 100 persen, tapi jumlah tenaga kerja hanya naik 20-30 persen," ujarnya.

Beberapa kecelakan yang melanda Waskita, diantaranya tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang terjadi pekan lalu. Sebelumnya juga dialami di proyek jalan tol Pasuruan-Probolinggo, hingga proyek Light Rail Transit (LRT) atau kereta ringan Palembang.

(Baca: Waskita Karya Hentikan Shift Malam Pekerjaan Konstruksi Layang)

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...