Dirjen Migas Baru Targetkan Kontrak 8 Blok Migas Diteken Pekan Depan
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) yang baru Djoko Siswanto langsung memasang target kerja usai dilantik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan, hari ini. Salah satu targetnya adalah kejelasan kontrak delapan blok migas yang kontraknya berakhir tahun ini.
Djoko menargetkan penandatanganan kontrak delapan blok itu bisa secepatnya dilakukan. “Kalau bisa pekan depan targetnya selesai," kata dia di Jakarta, Rabu (28/3).
Optimistis kontrak bisa diteken pekan depan karena PT Pertamina (Persero) dan mitra eksisting di empat blok migas akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat. Sampai saat ini, pemerintah memang masih menunggu kesepakatan itu sebelum teken kontrak baru. Empat blok itu yakni Sanga-Sanga, South East Sumatera, Tuban dan Ogan Komering.
Kementerian ESDM juga sudah menentukan porsi hak kelola Pertamina dan mitranya di delapan blok migas tersebut. Jadi, menurut Djoko, jika mitra eksisting ingin porsi hak kelola lebih besar dari yang sudah ditetapkan, mereka bisa mendapatkannya dengan proses bisnis yang wajar dengan Pertamina.
Namun, apabila mitra eksisting sepakat dengan porsi yang sudah ditetapkan pemerintah, mereka hanya perlu membayar bonus tanda tangan. Selain itu, mereka harus membayar komitmen pasti untuk mengembangkan blok tersebut. Nantinya nilai komitmen pasti akan ditentukan pemerintah berdasarkan jumlah kegiatan pengeboran yang akan dilakukan di blok tersebut pada tiga tahun pertama kontrak.
(Baca: Ini Pembagian Porsi Hak Kelola 8 Blok Migas Terminasi)
Di tempat yang sama, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan sudah bicara dengan mitra eksisting di empat blok tersebut. Namun sayang Syamsu belum mau merincinya. Yang jelas salah satunya adalah mitra di Blok Sanga-Sanga.
Menurut Syamsu, ada mitra eksisting di Blok Sanga-sanga yang berminat menjadi mitra Pertamina. Namun ia belum mau menyebutnya. "Kami udah bicara juga (dengan eksisting)," kata dia.
Blok Sanga-Sanga saat ini dioperasikan oleh VICO Indonesia. Adapun saham VICO dimiliki Virginia Indonesia Co memiliki hak pengelolaan 7,5 persen. Sedangkan Saka Energi baru saja memiliki 26,25 persen hak kelola yang diperolehnya dari BP. Adapun, ENI mengempit 26,25 persen, CPC 20 persen, dan Universe Gas & Oil sebesar 4,37 persen.