Menteri BUMN Targetkan Smelter Inalum di Mempawah Berproduksi 2020
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menargetkan proyek smelter grade alumina (SGA) di Mempawah, Kalimantan Barat bisa berproduksi pada 2020. Pabrik pengolahan bijih bauksit menjadi alumina ini akan memiliki kapasitas produksi hingga 1 juta ton per tahun.
Pembangunan smelter ini merupakan kerja sama holding BUMN tambang PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan perusahaan Tiongkok, China Aluminium Company (Chinalco). Dalam kunjungan kerjanya ke Tiongkok, Rini juga menemui Chairman Aluminium Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin di Beijing, untuk membicarakan kerja sama ini.
Untuk mendukung terealisasinya target tersebut, Inalum, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan (joint venture). Rini berharap pembangunan proyek smelter ini akan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan di dalam negeri. Kerja sama kedua perusahaan ini diharapkan juga bisa meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) Indonesia.
(Baca: Kementerian ESDM Targetkan Groundbreaking Smelter Freeport Awal 2019)
"Diharapkan potensi kerja sama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," kata Rini dalam keterangan resminya, Kamis (5/4).
Rini mengatakan Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi smelter tersebut. Chinalco tercatat merupakan produsen alumina ketiga terbesar dunia dan menyumbang 60 persen produk alumunium dunia.
Smelter alumina sangat penting untuk mengolah hasil produksi bauksit dalam negeri dan suplai bahan baku pabrik Inalum. Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menambahkan smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis dalam percepatan hilirisasi tambang.
"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi. (Baca: Inalum Targetkan Bisa Kuasai 51% Saham Freeport Juni 2018)
Kementerian BUMN menyebutkan saat ini Indonesia tercatat sebagai negara dengan cadangan bauksit terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua. Meski begitu, hingga saat ini Indonesia belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina.
Hingga kini seluruh bijih bauksit Indonesia di ekspor ke luar negeri, diantaranya ke Jepang dan China. Sementara alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium, harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.
Pembangunan proyek smelter grade alumina (SGA) diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
(Baca: Industri Logam Masih Rendah Serap Produk Smelter Dalam Negeri)