BI: Pelemahan Rupiah Bukan yang Terparah di Antara Negara Berkembang

Rizky Alika
23 April 2018, 22:16
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bukan yang terparah di antara negara-negara berkembang (emerging market).  

Berdasarkan data BI per 20 April, secara year to date rupiah mengalami depresiasi 2,23%. Sementara itu, lira Turki melemah 6,54%, peso Filipina 4,15%, baht Thailand 4,01%, ringgit Malaysia 3,82%, rupee India 3,38%, real Brasil 2,81%.

"Masih banyak yang lebih parah dari kita. Kami paham banyak yang kejadian ini (pelemahan nilai tukar), jadi kami gugah untuk bersama-sama jaga rupiah kita," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Agusman di kantornya, Senin (23/4).

Agusman meyakinkan BI akan tetap berada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Ia pun menilai pelemahan nilai tukar rupiah hanya bersifat sementara. (Baca juga: Permintaan Dolar AS Membesar, Penyebab Kurs Rupiah Nyaris Rp 14 Ribu)

Dari sisi domestik, ia menilai pembayaran dividen valuta asing tidak perlu dikhawatirkan dapat melemahkan rupiah lebih dalam. "Dividen rutin kita alami setiap tahun, jadi tidak perlu dikhawatirkan," ujar dia.

Faktor impor juga dinilai bukan penyebab pelemahan rupiah. Sebab, defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia masih pada level sehat, yaitu di bawah 3% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Sebaliknya, ia menyebutkan faktor global perlu diwaspadai karena berada di luar kuasa Indonesia. Ia pun meminta masyarakat untuk menjaga nilai tukar rupiah dari segi psikologis.

Pada perdagangan di pasar spot, nilai tukar rupiah berada pada level 13.975 per dolar AS pada penutupan perdagangan, Senin (23/4). Artinya, rupiah melemah 0,59% dari penutupan hari sebelumnya. Pergerakan nilai tukar rupiah hari ini terpantau pada kisaran Rp 13.886 - 13.982. Sementara pada kurs tengah BI, nilai tukar rupiah hari ini berada pada level 13.894 per dolar AS.

Di sisi lain, Ekonom Institute for Development of Economics & Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ialah kecenderungan importir untuk memegang dolar sebelum dolar bertambah mahal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...