Kurs Rupiah di Atas Rp 14.000, Kemenkeu Sebut Dampak ke APBN Positif

Rizky Alika
8 Mei 2018, 15:23
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Niai tukar rupiah kini bertengger di level Rp 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Level ini jauh di atas asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yaitu Rp 13.400 per dolar AS. Namun, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara meyakinkan kondisi ini tak mengganggu APBN.

Suahasil menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah meningkatkan penerimaan dan pengeluaran negara. Namun, menurut perhitungan institusinya, dampaknya lebih besar ke penerimaan negara. “Yang kami dapatkan itu penerimaan di APBN lebih tinggi dibandingkan pengeluarannya karena nilai tukar,” kata dia di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (8/5)

Atas dasar itu, ia pun menilai dampak pelemahan nilai tukar rupiah ke APBN tak perlu dikhawatirkan. Tahun ini, pemerintah membidik defisit APBN sebesar 2,19% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau lebih kecil dari realisasi tahun lalu yang sebesar 2,46%.

Ia menambahkan, pemerintah juga akan terus memantau dampak fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap inflasi, kondisi ekonomi masyarakat, hingga kondisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Nilai tukar rupiah menembus level Rp 14.000 mulai Senin (7/5), setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2018. Pertumbuhan ekonomi 5,06%, atau di bawah prediksi pemerintah yaitu 5,2%. Namun, pertumbuhan tersebut paling tinggi dalam periode sama di tiga tahun belakangan.

(Baca juga: Kurs Rupiah Tembus Rp 14 Ribu setelah Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...