Pelemahan Rupiah Kerek Harga Ayam dan Telur

Michael Reily
11 Mei 2018, 16:42
Daging Ayam Potong
ANTARA FOTO/Rahmad
Tim gabungan Satgas Pangan memantau ayam potong yang dijual di Pasar Impres Lhokseumawe, Aceh, Rabu (21/6). Kegiatan itu guna mengetahui ketersediaan bahan pangan dan mengawasi harga komoditas jelang Idulfitri 1438 H.

Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia menyatakan pelemahan rupiah terhadap mata uang dolar AS telah  berdampak pada naiknya harga ayam dan telur di tingkat konsumen. Penurunan produksi akibat penyakit juga mengakibatkan harga kedua komoditas pangan itu melonjak naik menjelang Ramadan.

Ketua Umum Pinsar Indonesia Singgih Januratmoko menjelaskan harga daging ayam per kilogram saat ini terpantau sebesar Rp 19 ribu dan satu kilogram telur mencapai Rp 22 ribu di tingkat produsen. Padahal, menurut Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017, harga acuan kedua komoditas itu sudah dipatok sebesar Rp 18 ribu per kilogram. 

“Rupiah sangat berpengaruh. Biaya produksi pakan naik Rp 150 per kilo gram karena bahan baku pakan kebanyakan berasal dari impor,” kata Singgih kepada Katadata, Jumat (11/5).

Singgih menjelaskan, banyaknya penyakit pada unggas juga mempengaruhi produksi ayam dan telur. Dia menyebutkan penurunan produksi ayam dan telur bisa mencapai 20%, padahal prediksi konsumsi selama puasa dan Lebaran ada kenaikan sebesar 20%.

Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) mencatat, harga rata-rata nasional satu kilogram telur di tingkat konsumen meningkat dari Rp 24.400 pada 4 Mei 2018 jadi Rp 25.250 per 11 Mei 2018. Sedangkan, harga rata-rata satu kilogram daging ayam juga naik jadi Rp 35.700 pada 11 Mei 2018, dari sebelumnya Rp 35.000 pada 4 Mei 2018.

(Baca : Kementan Minta Rantai Pasok Telur dan Ayam Dipangkas)

Wakil Ketua Komite Tetap Industri Pakan dan Veteriner Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Sudirman menjelaskan pelemahan rupiah cukup mempengaruhi kenaikan  harga pakan karena lebih dari 50% konsentrat menggunakan bahan impor. Namun, jika produksinya tinggi, maka diperkirakan mampu mengimbangi  harga ayam dan telur di tingkat konsumen.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan kenaikan harga ayam dan telur di tingkat konsumen. Namun kenaikan diprediksi masih bisa terkendali sama seperti tahun lalu.

Dia pun mengatakan akan terus memantau kenaikan harga ayam, karena diperkirakan kenaikan harga bisa mencapai Rp 4 ribu menjadi Rp 36 ribu dari sebelumnya Rp 32 ribu.

"Nanti kami akan mengadakan pertemuan dengan produsen ayam dan telur untuk membahas cara mengontrol  harga," ujarnya.

(Baca Juga : Masih Pro Kontra, Pengusaha Nilai Patokan Harga Ayam Sulit Dipraktikan)

Reporter: Michael Reily
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...