Bizzy Sebut Potensi E-Commerce B2B Capai US$ 21 Miliar

Desy Setyowati
22 Mei 2018, 11:01
inovasi digital
123rf.com

Bisnis perdagangan digital kian menjamur di Tanah Air. Saat ini, segmen e-commerce business to consumer (B2C) maupun consumer to consumer (C2C) bahkan telah menghasilkan tiga unicorn, yakni Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak. Namun yang belum banyak dilirik adalah segmen business to business (B2B).

Co-Founder Bizzy Erwin Nitimuljo menyebut potensi bisnis e-commerce segmen business to business (B2B) sangat besar, namun belum tergarap maksimal. Berdasarkan kajiannya, potensi pasar dari bisnis e-commerce B2B mencapai US$ 21 miliar atau setara Rp 294 triliun di Indonesia pada 2017. Namun, saat ini, baru US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun yang tergarap.

“Ada banyak potensi yang belum dimanfaatkan," ujar dia saat peluncuran EV Growth di Djakarta Theater, Jakarta, Senin (22/5).

Ia bahkan menyebut, bisnis e-commerce B2B juga lebih menarik dibanding segmen business-to-consumer (B2C), seperti Bhinneka, Berrybenka, dan Tiket.com. Sebab, transaksi pada e-commerce B2B umumnya berskala besar.

(Baca juga: 7 Janji Pemerintah kepada Investor di Sektor Digital)

Di Amerika Serikat (AS), misalnya, perkembangan pasar e-commerce B2B 2,4 kali lebih besar dibanding yang B2C pada 2017. Pasar B2C di Negeri Paman Sam mencapai US$ 369 miliar, sedangkan B2B senilai US$ 889 miliar.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...