Jokowi Resmikan Proyek Percobaan Korporasi Petani di Indramayu
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek percobaan korporasi petani di Sliyeg, Indramayu. Jokowi hadir bersama Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
Jokowi menyatakan, para petani harus berkumpul dalam sebuah organisasi besar untuk membuat sebuah kesatuan yang lengkap. “Saya memiliki kepercayaan dan keyakinan, kalau perusahaan besar bisa, kalau korporasi bisa, rakyat juga bisa melakukan, petani pun juga bisa melakukan itu,” kata Jokowi dalam keterangan resmi dari Jawa Barat, Kamis (7/6).
Mitra Badan Usaha Milik Desa Bersama (MBB) di Sliyeg tercatat memiliki anggota yang terdiri dari 127 kelompok tani dan 7.009 petani. Jumlah produksi padi di daerah tersebut tercatat 54 ribu ton per tahun dengan total luas lahan sebesar 4.384 hektare.
(Baca juga: Petani dan BUMN Bakal Berbagi Saham dalam Korporasi Agrobisnis)
MMB Sliyeg merupakan percobaan korporasi petani dengan sistem digitalisasi pertanian logistik. Platform digital korporasi ini akan mengintegrasikan empat siklus pertanian dari masa pratanam, tanam, panen, hingga pascapanen. Dengan aplikasi khusus, anggota korporasi ini dapat memantau perkembangan tiap tahap, sehingga strategi peningkatan produksi bisa dikalkulasikan.
Kepemilikan saham MBB Sliyeg sebesar 51% dimiliki oleh 7 BUMN yaitu BULOG, Danareksa, Pertamina, PTPN, RNI, PIHC dan PPI. Sisanya dimiliki oleh Perkumpulan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama dan Perkumpulan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).
Hanya, meski saham petani hanya 49%, mayoritas keuntungan akan diberikan kepada petani. “Sebesar 80% keuntungan akan diberikan kepada petani dan 20% milik BUMNitu hanya untuk operasional dan lain-lainnya,” ujar Jokowi.
(Baca juga: Beri Nilai Tambah, Petani Minta Pemerintah Dorong Hilirisasi)
Evaluasi proyek percobaan ini bakal dilakukan 6 bulan lagi. Rencananya, jika terjadi peningkatan keuntungan petani, proyek akan diteruskan di tempat lain.
Sementara itu, Amran memastikan proyek korporasi akan menguntungkan petani. Apalagi, platform ini akan mengintegrasikan proses industri agro dari hulu ke hilir, dari mulai persiapan lahan sebelum masa tanam, hingga proses penjualan pascapanen. “Nilai tambahnya lebih banyak di bagian proses dan itu akan didapatkan petani,” kata Amran, kemarin (6/6).