Potensi Menggiurkan Blok Rokan yang Diperebutkan Chevron dan Pertamina

Anggita Rezki Amelia
27 Juli 2018, 15:09
Ladang Minyak
Chevron

Blok Rokan kini menjadi sorotan publik. Blok minyak dan gas bumi (migas) yang berada di Riau ini menjadi perhatian karena tengah menjadi rebutan PT Pertamina (Persero) dan PT Chevron Pacific Indonesia.

Meski tergolong tua, besarnya potensi yang ada di perut bumi Rokan ini bisa menjadi pemikat bagi setiap kontraktor. Selama bertahun-tahun Rokan menjadi salah satu penyumbang produksi siap jual (lifting) terbesar di Indonesia.

Advertisement

Meski selama semester I tahun 2018, lifting di bawah target, bukan berarti mengecilkan potensi Blok Rokan. Mengacu data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Blok Rokan masih bisa menghasilkan 207.148 barel per hari (bph) dari target 213.551 bph. Itu setara dengan 26% produksi nasional.

SKK Migas pun memprediksi lifting minyak Rokan di akhir 2018 akan mencapai 205.952 barel per hari (bph) atau dalam setahun sekitar 75 juta barel. Dengan capaian itu, Blok Rokan bisa menghasilkan pendapatan kotor hampir Rp 72 triliun. Ini dengan asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) saat ini sebesar US$ 66,55 miliar dan nilai tukar US$ 1 sebesar Rp 14.441.   

Capaian itu tentu akan lebih besar jika menggunakan asumsi harga minyak yang mengalami tren naik ke level US$ 70 per barel. Potensi tersebut bahkan melampaui target laba Pertamina tahun ini sebesar US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 36 triliun. Adapun, berdasarkan laporan keuangan yang sudah diaudit, pendapatan Pertamina sepanjan 2015 mencapai US$ 42,5 miliar. 

Potensi itu yang membuat PT Pertamina (Persero) tak khawatir mengenai pendanaan jika mengelola Blok Rokan. “Bayangin 200 ribu bph dikali harga minyak US$ 70 per barel. Itu mudah sekali untuk pendanaan,” ujar dia Vice President Corporate Communication Pertamina, Adiatma Sardjito, Rabu (25/7).

Blok Rokan ini pun berkontribusi dalam sepak terjang Chevron Indonesia. Mengacu laporan tahunan 2017, Chevron di Indonesia menjadi penyumbang produksi terbesar kedua setelah Thailand bagi induk usahanya di Amerika Serikat.

Total bersih produksi minyak Chevron Indonesia selama 2017 mencapai 164 ribu barel per hari (bph), salah satunya disumbang dari Blok Rokan.  Adapun secara global, Chevron memproduksi 2,7 miliar setara minyak per hari tahun lalu.

Untuk itu, Chevron pun masih tergiur mengelola Blok Rokan setelah kontrak berakkhir. Bahkan Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit Chuck Taylor dua kali bertemu langsung dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yakni Selasa (24/7) dan Kamis (26/7).

Dalam pertemuan pertama,menurut Luhut, petinggi Chevron mengungkapkan rencana investasi sebesar US$ 88 miliar dalam 20 tahun jika kontrak diperpanjang. Kemudian bisa meningkatkan produksi hingga 700 ribu barel per hari.

Tak hanya itu, Luhut mengatakan Teknologi Enhanced Oil Recovery (EOR) Chevron bisa meningkatkan cadangan migas."Jadi dengan teknologi dia itu bisa meningkatkan kapasitas cadangan dari minyak di sana ke 1,2 miliar barel," kata Luhut di Jakarta, Selasa (24/7).

Seluk Beluk Rokan

Blok Rokan saat ini masih dioperatori Chevron. Perusahaan asal Amerika Serikat ini mengelola blok itu sejak menandatangani kontrak pada 8 Agustus 1971. Kontrak itu berlaku 30 tahun.

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement