Ekonom Proyeksikan Inflasi Tahun Depan 3,7% - 3,9%, Ini Asumsinya

Rizky Alika
28 Agustus 2018, 14:28
Inflasi
KATADATA | Arief Kamaludin

Institute for Development of Economics & Finance (Indef) memproyeksikan, laju inflasi pada tahun depan sekitar 3,7% - 3,9%. Artinya, angka ini tetap sesuai dengan rentang target yang dipatok dalam RAPBN di antara 2,5% - 4,5%.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menyatakan, untuk inflasi barang impor (imported inflation) diprediksi meningkat mengingat depresiasi rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum usai. Pasalnya, terdapat kenaikan harga bahan pangan yang bermuatan impor.

"Daging ayam, telur, dan beras, kemungkinan bisa naik," kata Bhima kepada Katadata.co.id, Senin (27/8).

Oleh karena itu, upaya dalam menjaga inflasi belum cukup dengan mengamankan pasokan bahan pangan saja. Perlu dikendalikan suplai impor sembari meningkatkan peran Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk meningkatkan suplai pangan antardaerah.

Sejalan dengan itu, imbuh Bhima, satuan tugas (satgas) pangan harus dapat menunjukkan kinerja nyata dalam upaya efisiensi rantai distribusi. "Pemotongan rantai distribusi pangan, terutama beras, itu sulit," ujarnya.

Pasokan pangan antardaerah jelas membutuhkan dukungan infrastruktur transportasi yang memadai. Kehadiran tol laut diiringi peningkatan armada perkapalan diharapkan bisa mempercepat upaya pemangkasan rantai suplai komoditas pangan.

Selain perkara pangan, harga minyak dunia yang diasumsikan meningkat memperberat tantangan dalam menjaga laju inflasi. Apabila dilakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi maka inflasi administered price (harga yang diatur pemerintah) berpotensi melambung.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...