3 Faktor Mengapa Gubernur BI “Pede” Inflasi Aman Meski Rupiah Melemah

Image title
27 Agustus 2018, 06:45
perry warjiyo
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan pemaparan saat seminar ekonomi internasional di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/4). Seminar yang diselenggarakan Bank Indonesia itu membahas tentang pandangan ekonomi global dari perspektif ASEAN.

Sudah berminggu-minggu, bahkan beberapa bulan, kurs rupiah begitu tertekan dolar Amerika Serikat. Sedikit-banyak, kejatuhan mata uang ini tentu menyerempet pada laju inflasi. Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan dampak nilai tukar terhadap inflasi, terutama inflasi barang impor atau imported inflation,  masih terkendali.

Menurut Perry, ada tiga faktor yang membuat inflasi terjaga. Tiga hal ini menunjukkan pengaruh nilai tukar terhadap imported inflation dalam batas teratasi, tidak terlalu liar volatilitasnya. Hal itu ia tegaskan pada Jumat (24/8) kemarin, usai rapat koordinasi Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta.

(Baca: BI: Tingginya Inflasi Inti Bukan Karena Fluktuasi Kurs)

Faktor pertama, tingkat pelemahan nilai tukar rupiah dari awal tahun atau year to date (ytd) sekitar 7 %. Angka ini relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada tahun 2013 atau 2015. Jika dibandingkan dengan negara lain, posisi Indonesia pun masih lebih baik, seperti ketika disandingkan dengan rupee India yang merosot 9 %, Afrika Selatan 13,7 %, dan Brasil 18,2 %.

Faktor kedua, tingkat suplai barang lebih besar dari permintaan, atau kesenjangan ouput masih negatif. “Meskipun ekonomi kita naik, kita masih berada di bawah kapasitas produksi nasional. Sehingga kami tidak melihat tekanan-tekanan permintaan terhadap inflasi tadi,” kata Perry.

Faktor terakhir yang membuat inflasi barang impor masih terkendali yaitu ekspektasi inflasi masih berjangkar secara baik. Ekspektasi inflasi, dalam beberapa survei, masih terjaga di dalam kisaran sasaran inflasi yaitu 3,5 % tahun ini dan tahun depan. Dengan indikator-indikator tersebut, Perry meyakini bisa mengendalikan inflasi inti hingga akhir 2018 dan sepanjang 2019 berada di level aman yakni 3,5 % plus minus 1 %.

Apalagi, barang-barang komponen inflasi inti, dari bulan ke bulan tidak ada kenaikan harga karena pelemahan nilai tukar. Barang-barang yang mengalami kenaikan harga hanya terkait barang sekolah dan biaya sewa rumah. “Kalau biaya sekolah dan sewa rumah itu ada kaitannya dengan nilai tukar tidak? Kan tidak ada,” ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...