Faisal Basri Nilai Pengetatan Impor Tak Bisa Atasi Defisit Perdagangan

Dimas Jarot Bayu
29 Agustus 2018, 21:04
Pelabuhan ekspor
Arief Kamaludin | Katadata
Pelabuhan pengiriman barang ekspor dan impor.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri menilai strategi pemerintah mengendalikan 900 komoditas impor tak akan terlalu ampuh menyelesaikan defisit transaksi berjalan saat ini. Pasalnya, Faisal menilai kebijakan tersebut terlalu defensif.

"Tidak bakal menang bila defensif terus," kata Faisal di Jakarta, Rabu (29/8).

Faisal menilai, pemerintah seharusnya dapat mengeluarkan kebijakan yang lebih bersifat menyerang, seperti memaksimalkan kinerja industri dalam negeri.

(Baca juga: Pengendalian Impor, Pemerintah Susun Pedoman Daftar Barang)

Menurut Faisal, selama ini banyak industri dalam negeri berbasis sumber daya alam yang kinerja rendah. Alasannya, pemerintah dan DPR kerap kali mengganggu kinerja industri tersebut dengan mengeluarkan wacana serta aturan yang merugikan.

Gangguan tersebut misalnya ketika Kementerian Perdagangan berencana mengimpor gula rafinasi. Akibatnya diduga terjadi kebocoran produk impor ke pasar yang membuat petani tebu mengeluh gula lokal tak laku.

Contoh lainnya adalah ketika DPR menginisiasi Rancangan Undang-undang Sumber Daya Air (RUU SDA). Pengusaha lintas sektor sebelumnya memprotes wacana RUU SDA karena membatasi penggunaan air bagi industri.

(Baca : Pemerintah Berhati-hati Kendalikan Impor 900 Barang Konsumsi)

Padahal, Faisal menilai industri berbasis SDA tersebut memiliki keunggulan dibandingkan jenis industri lainnya. Bahkan, Faisal menilai industri berbasis SDA dapat dipacu hingga menembus pasar ekspor.

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...