Harga Batu Bara September 2018 Turun Terpukul Proteksi Impor Tiongkok

Image title
5 September 2018, 20:29
Batubara
Bernard Chaniago | KATADATA
Eksplorasi Batubara

Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode September 2018 turun 2,8%. Salah satu penyebabnya adalah kebijakan proteksi impor dari Tiongkok. Padahal, negara berjuluk ‘tirai bambu’ itu salah satu konsumen terbesar batu bara.

Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 1951 K/30/MEM/2018, HBA periode September hanya US$ 104,81 per ton. Padahal, Agustus 2018, harga si emas hitam bisa mencapai level tertinggi yakni US$ 107,83 per ton.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Agung Pribadi mengatakan harga batu bara acuan turun seiring pergerakan variabel penentunya. “Keempat index yang jadi referensi juga turun,” kepada Katadata.co.id, Rabu (5/8).

Empat faktor penentu HBA yakni Indonesia Coal Index (ICI) yang turun 3,00 persen. Kemudian, Newcastle Export Index (NEX) turun 1,70 persen, Globalcoal Newcastle Index (GCNC) turun sebesar 1,12 persen, dan index Platt's turun 5,90 persen.

Penyebab lainnya adalah kebijakan dari Tiongkok. “Akibat menurunnya permintaan dan proteksi impor di Tiongkok," kata Agung.

Adapun Januari 2018 US$ 95,54 per ton, Februari US$ 100,69 per ton, periode Maret US$ 101,86 per ton, April US$ 94,75 per ton, Mei hanya US$ 89,53 per ton, Juni US$ 100,69 per ton.  HBA pada bulan Juli meingkat US$ 104,65.

(Baca: Harga Batu Bara Agustus 2018 Cetak Rekor Baru)

Selain batu bara, Kementerian ESDM menetapkan harga acuan Nikel pada periode September US$ 13.509 per dmt. Lalu, Aluminium US$ 1.699, Tembaga US$ 6.107, dan emas US$ 1.212.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...