Cadangan Devisa Agustus Diramal Turun US$ 3 Miliar
Cadangan devisa (cadev) pada Agustus tahun ini diproyeksikan mengalami penurunan sekitar US$ 3 miliar dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyatakan, posisi cadangan devisa pada bulan kedelapan tahun ini kemungkinan berkurang hingga US$ 3,3 miliar.
“Cadangan devisa Agustus diprakirakan menjadi US$ 115 miliar,” tuturnya kepada Katadata.co.id, Rabu (5/9). (Baca juga: Ekonom: Cadangan Devisa Terus Menyusut Sampai Pengujung 2018)
Langkah intervensi Bank Indonesia (BI) untuk menjaga kestabilan kurs rupiah dinilai menyedot banyak cadev. Apalagi bank sentral hendak mengendalikan nilai tukar mata uang Garuda di bawah Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS).
Menurut Bhima, cadev tetap aman sekalipun terjadi penurunan hingga US$ 3,3 miliar. “Tapi harus dihemat karena pelemahan kurs tidak ada yang bisa memastikan sampai kapan berakhir,” ujar dia. (Baca juga: Menanti Reaksi Obat Penguat Rupiah Racikan Pemerintah)
Potensi depresiasi rupiah perlu terus diwaspadai mengingat bank sentral AS, Federal Reserve, kemungkinan menaikkan lagi suku bunga acuannya sebanyak tiga kali pada 2019. Krisis ekonomi di sejumlah negara yang berimbas kepada negara berkembang seperti Indonesia.
Bhima menyarankan agar amunisi BI sebaiknya tidak diobral sekarang. “Sinyal krisis global di depan mata,” ujar dia. Bank sentral, imbuhnya, harus berkolaborasi dengan pemerintah guna mengefektifkan berbagai kebijakan, baik moneter maupun fiskal.
(Baca juga: Jurus OJK Pacu Ekspor dan Tingkatkan Perolehan Devisa)
Senada dengan Indef, Ekonom PT Bank Central Asia Tbk. David Sumual memproyeksikan kemungkinan cadev turun sekitar US$ 2 miliar - US$ 3 miliar pada Agustus. “Trennya seperti bulan sebelumnya yang turun,” ucanya.
Selain itu, lelang forex swap yang dilakukan BI sepanjang bulan lalu diakui bisa menambah suplai valuta asing (valas) meski jumlahnya tidak besar. (Baca juga: Rajin Lelang Swap, Biaya Lindung Nilai Turun)
David juga berpendapat, posisi cadev relatif aman karena tetap memenuhi kebutuhan utang jangka pendek sejumlah US$ 50 miliar sebanyak dua kali. Adapun, pokok utang yang harus dibayar pemerintah pada tahun ini sebesar Rp 396 triliun, dihitung berdasarkan posisi utang per akhir 2017.
Posisi cadangan devisa pada akhir Juli sebesar US$ 118,3 miliar atau turun US$ 1,5 miliar. Cadev ini setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
(Baca juga: Terus Turun 6 Bulan Terakhir, Cadangan Devisa Juli US$ 118 Miliar)