Tekanan Kurs Rupiah Berlanjut, Bagaimana Kecukupan Cadangan Devisa?

Rizky Alika
8 Oktober 2018, 14:50
Uang rupiah
Arief Kamaludin|Katadata

Cadangan devisa semakin menipis seiring kebutuhan besar untuk pembayaran utang luar negeri dan intervensi kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lantas, bagaimana kemampuan cadangan devisa untuk menghadapi tekanan kurs rupiah yang terus berlanjut?

Bank Indonesia (BI) mengumumkan cadangan devisa berada pada posisi US$ 114,8 miliar pada akhir September lalu, turun US$ 3,1 miliar dibandingkan posisi akhir bulan sebelumnya. Cadangan devisa mengalami tren penurunan sejak Februari, atau setelah menembus level tertingginya sepanjang masa yaitu US$ 131,98 miliar pada akhir Januari tahun ini.

Advertisement

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam menilai penurunan cadangan devisa cukup besar pada September lalu. Meski begitu, cadangan devisa masih aman lantaran cukup untuk membiayai lima sampai enam bulan impor atau di atas standar kebutuhan minimal yaitu tiga bulan impor.

Namun, Piter menilai pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu mewaspadai pergerakan cadangan devisa. Sebab, rupiah masih berisiko terus tertekan hingga tahun depan. Ia memperkirakan cadangan devisa berpotensi berada di posisi US$ 110 miliar pada akhir tahun.

"Ruang BI untuk melakukan intervensi menggunakan cadangan devisa akan semakin sempit," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (8/10). (Baca juga: Cadangan Devisa dan Data AS Bisa Jadi Pemberat Laju IHSG Pekan Ini)

Setali tiga uang, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira juga menyebut cadangan devisa masih memenuhi standar kecukupan yaitu tiga bulan impor. Namun, rasio cadangan devisa terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) termasuk paling rendah di ASEAN. Hal ini jadi sorotan Bhima.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement