Pemerintah Paparkan Tujuh Hasil yang Diraih Indonesia dari Forum IMF

Desy Setyowati
14 Oktober 2018, 10:35
Kemeriahan Rangkaian Annual Meeting IMF-WB 2018
Arief Kamaludin | KATADATA
Pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali.

Seluruh rangkaian kegiatan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia (World Bank) berakhir pada Minggu (14/10). Pemerintah menyampaikan, Indonesia sebagai tuan rumah memeroleh tujuh manfaat berupa bantuan bencana, kesepakatan investasi, dukungan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) serta teknologi, kerja sama bilateral terkait devisa, pengenalan Green Sukuk, hingga kesempatan untuk menjelaskan ketahanan ekonomi domestik.

Pertama, bantuan bencana. Peserta forum termasuk IMF dan World Bank turut memberikan bantuan kepada Indonesia terkait bencana alam di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulten) dan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). “Ini sesuatu yang membuat kami merasa solidaritas global terhadap Indonesia dari sisi kemanusiaan,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Bali Art, Bali, Sabtu (13/10).

Advertisement

(Baca juga: Pidato Lengkap Jokowi yang Menyedot Perhatian di Sidang IMF-Bank Dunia)

Kedua, investasi di bidang infrastruktur. Selama sidang tahunan ini, pemerintah menawarkan 79 proyek infrastruktur dengan nilai investasi US$ 42 miliar atau sekitar Rp 630 triliun kepada investor yang hadir. Proyek tersebut dikelola oleh 21 perusahaan pelat merah. Sebanyak 21 proyek di antaranya bernilai US$ 13,8 miliar atau Rp 207 triliun disepakati pada Kamis (11/10).

Sri Mulyani menjelaskan, infrastruktur merupakan salah satu topik utama yang dibahas dalam sidang tahunan ini. “Mereka terkejut, Indonesia punya satu persiapan dalam proyek infrastruktur dan instrumen pembiayaannya bervariasi,” kata dia. “Indonesia masuk dalam (daftar) negara yang paling layak untuk berinvestasi.”

Ketiga, pengembangan SDM. Perusahaan teknologi terbesar di Tiongkok, Alibaba bakal membantu pengembangan SDM Indonesia lewat program 1.000 pengusaha bidang digital. Alibaba mengundang pemuda dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Indonesia untuk belajar bisnis digital di Tiongkok.

Di luar itu, Indonesia juga mengajukan diri untuk menjadi pelopor (early adopter) untuk Indeks Modal Manusia (Human Capital Index/HCI) yang dilakukan oleh Bank Dunia. Dari kajian itu, Indonesia memeroleh skor 0,53 atau berada di urutan ke-87 dari 157 negara.

Halaman:
Reporter: Desy Setyowati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement