Duo Sindoro dalam Pusaran Kasus Seret Grup Lippo di KPK

Yuliawati
Oleh Yuliawati - Dimas Jarot Bayu
16 Oktober 2018, 15:46
Eddy Sindoro
ANTARA FOTO/Reno Esnir
Buronan Eddy Sindoro (tengah) dikawal petugas seusai menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Jumat (12/10/2018).

Komisi Pemberantasan Korupsi pada Senin (15/10) malam menangkap Direktur Operasional Grup Lippo Billy Sindoro di kediamannya, Tangerang, Banten. Billy ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap perizinan megaproyek Meikarta di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Billy bersama dua konsultan Grup Lippo, Taryudi dan Fitra Djaja Purnama, serta salah satu pegawai Grup Lippo, Henry Jasmen mendekam di tahanan KPK. Mereka diduga memberikan uang suap Rp 7 miliar dari total komitmen Rp 13 miliar kepada Bupati Bekasi Neneng Yasin dan pejabat pemda lainnya.

Uang suap diberikan sebagai imbal jasa atas pemberian izin proyek Meikarta di atas lahan seluas 774 hektare. Padahal Pemprov Jawa Barat pada Maret 2018 lalu hanya memberikan izin pembangunan proyek Meikarta di lahan seluas 84,6 hektar.

(Baca juga: Terbongkarnya Suap dalam Sengkarut Izin Megaproyek Meikarta)

Tiga hari sebelum penangkapan Billy, kakak kandungnya Eddy Sindoro menyerahkan diri ke KPK pada Jumat (12/10). Eddy menyerahkan diri setelah menjadi buronan dua tahun. KPK menetapkan Eddy sebagai tersangka sejak 21 November 2016 dengan dugaan suap atas pengurusan sejumlah perkara beberapa perusahaan di bawah Grup Lippo di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Penetapan tersangka Eddy merupakan pengembangan dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada 20 April 2016. Ketika itu, KPK menangkap tangan panitera PN Jakarta Pusat, Edy Nasution dan pemberi suap Dodi Ariyanto Sumpeno di Hotel Acacia, Jakarta. Dari keduanya, penyidik menyita uang sebesar Rp 50 juta.

(Baca juga: Kronologi KPK Tangkap Tangan Suap Izin Proyek Meikarta)

Di masa pelariannya sejak akhir 2016 hingga 2018, Eddy diduga berpindah-pindah ke sejumlah negara, yakni Bangkok, Malaysia, Singapura, dan Myanmar. Eddy sempat ditangkap otoritas Malaysia dan dideportasi, namun lolos berkat bantuan pengacaranya Lucas. Pada awal Oktober lalu, Lucas ditetapkan sebagai tersangka karena merintangi proses hukum di KPK.

Billy dan Eddy Jadi Tangan Kanan Bos Grup Lippo

Eddy dan Billy Sindoro merupakan kakak beradik dari lima bersaudara asal Semarang. Eddy Sindoro memulai karier terlebih dahulu di Grup Lippo dan mendapatkan kepercayaan mengisi beberapa posisi penting. Eddy pernah menjabat sebagai CEO Lippo Cikarang Tbk (1992-1997),  dan Presiden Komisaris PT Lippo Cikarang Tbk (2000-2009).

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...