Transformasi Bisnis Digital Indosat Dijanjikan Tanpa PHK
Sebagai Direktur Utama yang baru, Chris Kanter akan membawa PT Indosat Tbk bertranformasi dengan mengadopsi lebih banyak teknologi digital. Kendati begitu, Indosat berjanji tak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar-besaran.
Ketimbang melakukan PHK, Direktur dan Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo Irsyad Sahroni memilih untuk menaikan standar kinerja karyawan. "Kami tidak percaya bahwa untuk bertransformasi bisnis solusinya adalah PHK," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (12/11). "Yang penting adalah mengatur standar, bukan mengubah layout kepegawaian."
Hal itu penting supaya semua pengukuran kinerja berlangsung secara adil. Standar ini juga harus mendorong terjadinya efisiensi dan efektivitas tenaga kerja untuk mencapai tujuan usaha.
Meski begitu, keluar masuk (turn-over) pegawai akan tetap ada secara natural. Misalnya, pegawai yang mengundurkan diri atau terkena PHK karena ada penyalahgunaan aturan. Saat ini, rasio keluar masuk pegawai mencapai 4-5% per tahun. Masalahnya, talenta terbaik (top talent) yang keluar justru mencapai 8%.
Nah, rasio inilah yang ingin diturunkan oleh Indosat. "Caranya, dengan standar yang sangat tinggi untuk mendukung transformasi bisnis," kata dia.
(Baca juga: Kabar Akuisisi Melejitkan Saham Indosat dan Smartfren)
Selain itu, ia menerapkan lima kebijakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pertama, menempatkan karyawan sesuai proporsinya. Kedua, pengembangan kemampuan SDM. Ketiga, mengembangkan kepemimpinan dengan melibatkan manager sebagai pemimpin SDM di masing-masing divisi.
Keempat, menerapkan strategi penghargaan. Terakhir, membangun relasi antar pegawai. "Tentu, yang tidak bisa lari kencang. Nah itu kami bicarakan secara terbuka. Tetapi speed kami untuk lari tergantung dari yang larinya paling pelan," kata dia.
Ia optimistis, kelima kebijakan ini mulai terasa di akhir tahun bagi jajaran kepemimpinan. Sementara dampaknya terhadap seluruh karyawan, baru ajan terasa di awal tahun depan. Sejalan dengan hal itu, ia optismistis perubahan ini akan terasa kepada konsumen juga di awal 2019.
Sebelumnya, Chris memperkirakan belanja modal (capital expenditure/capex) Indosat bisa mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 30 triliun selama dua tahun depan. Belanja modal tersebut juga akan dipakai untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). "Tidak bisa tidak, kami mesti catching up teknologi," ujarnya beberapa waktu lalu.