Gubernur BI Cermati Tiga Tantangan Ekonomi Global Tahun Depan

Martha Ruth Thertina
27 November 2018, 13:13
Gubernur Baru BI Perry Warjiyo
Arief Kamaludin|Katadata

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan ekonomi global masih penuh dengan ketidakpastian. Terdapat tiga hal yang perlu dicermati ke depan, yaitu pertumbuhan ekonomi dunia yang kemungkinan melandai, normalisasi moneter di negara maju, serta ketidakpastian di pasar keuangan global yang mendorong tingginya premi risiko investasi ke negara berkembang.

Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia yang melandai. “Pertumbuhan ekonomi dunia yang cukup tinggi di 2018 kemungkinan akan melandai di 2019. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan menurun, sedangkan Uni Eropa dan Tiongkok melandai,” kata Perry dalam pidato bertajuk Sinergi untuk Ketahanan dan Pertumbuhan yang disampaikan pada Pertemuan Tahunan BI, di Jakarta, Selasa (27/11).

Mengutip proyeksi World Economic Outlook, BI menyatakan pertumbuhan ekonomi dunia kemungkinan berkisar 3,73% tahun ini, dan melandai menjadi 3,7% tahun depan. Secara khusus ekonomi AS diprediksi melandai dari 3% tahun ini menjadi 2,5% tahun depan, sedangkan Tiongkok sebesar 6,6% tahun ini dan 6,5% tahun depan.  

(Baca juga: Koreksi Pertumbuhan, IMF Sebut Ekonomi Dunia Belum Cukup Kuat)

Perkembangan tersebut bakal membuat volume perdagangan dan harga komoditas tetap rendah sehingga menjadi tantangan bagi upaya Indonesia untuk menjadikan ekspor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi nasional.

Kedua, pengetatan moneter di negara maju. Langkah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) menaikkan bunga acuannya, Fed Fund Rate, bakal diikuti normalisasi moneter di Uni Eropa dan negara maju lainnya.

Perry menjelaskan, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan Fed Fund Rate satu kali lagi tahun ini, yaitu pada Desember, sehingga total kenaikan mencapai 100 basis poin sepanjang tahun ini. Kenaikan diprediksi berlanjut ke tahun depan yaitu sebanyak tiga kali lagi dengan total 75 basis poin.

Sementara itu, European Central Bank (ECB) yang mulai melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan pengurangan injeksi likuiditas ke pasar diperkirakan akan mulai memberikan sinyal kenaikan suku bunga pertengahan tahun 2019, meskipun realisasi kenaikannya mungkin baru akan terjadi pada akhir 2019 atau awal 2020.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...